Lihat ke Halaman Asli

UAN dan Fenomena Nyekar Beramai-ramai

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pagi ini saya tersentak ketika membaca status sebuah grup diskusi di Facebook. Bunyinya kurang lebih seperti ini “Ternyata tujuan utama pendidikan nasional, sebagaimana yg dinyatakan dalam UU, memang adalah membuat manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan YME”. Status tersebut berlatarbelakang fenomena nyekar ke kuburan, istighosah, berdoa semalam suntuk, sungkem dengan ibu-bapak guru dan lain sebagainya sebagai persiapan menghadapi UAN.

Jujur nurani saya tersentak. Muncul pertanyaan dalam benak saya, apakah ujian nasional yang dilaksanakan masih sesuai dengan tujuan awalnya? Apa sih sebenarnya tujuan dari pendidikan nasional? Saya mengakui memang tidak salah bila dalam menghadapi sesuatu yang sangat menentukan dalam hidup kita sepantasnya memohon doa restu kepada Tuhan YME dan bapak ibu kita. Namun apakah masih tepat bila pelaksanaan ujian nasional memberikan ekses yang berlebihan seperti ini?

Saya rasa seharusnya keberadaan ujian nasional tidak perlu memberikan dampak sosial dan budaya sejauh ini. Belum lagi memicu budaya curang berjamaah dalam satu sekolah supaya semuanya lulus ujian nasional.

Apakah ini yang diharapkan dalam ujian nasional? Saya rasa ini perlu segera dievaluasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline