Lihat ke Halaman Asli

Theodorus Tjatradiningrat

Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Karena Iman Kita Taat (Ibrani 11:7)

Diperbarui: 10 Januari 2025   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Replika bahtera Nuh. Sumber: Pixabay / GregReese

Karena iman, maka Nuh -- dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan -- dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya (Ibrani 11:7).

Kompasianer yang terkasih, 'Karena iman' menunjukkan bahwa Nuh mempercayai apa yang Allah kehendaki untuk dia lakukan meskipun perintah Allah untuk membangun bahtera di atas gunung terlihat sulit dan mustahil. Mengapa? Karena semua itu terlihat konyol dan sulit diterima dengan akal sehat, bahtera kok dibangun di atas gunung, bukan di tepi pantai. Dan dilihat dari bobot pekerjaannya mustahil untuk dikerjakan oleh seorang Nuh yang saat itu sudah tua. Kehendak Allah pada zaman itu ialah menghukum manusia yang dosanya sudah sangat parah (Kejadian 6:5-7), tetapi kepada Nuh Allah memberi kasih karunia untuk menyelamatkan dirinya dan keluarganya (Kejadian 6:8,18; 7:1,7), termasuk binatang-binatang dan burung-burung: jantan dan betina, yang haram dan yang tidak haram (Kejadian 6:19-20; 7:8-9).

'Dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan' menunjukkan bahwa Nuh mempercayai apa yang telah Allah tetapkan dan perintahkan kepadanya meskipun dia belum tahu bagaimana air bah itu akan terjadi dan kapan waktu persisnya. Yang Nuh tahu Allah menyuruhnya membangun bahtera, dan untuk mengerjakannya semua harus berdasarkan petunjuk Allah, bukan menurut kemauannya sendiri. 'Petunjuk' dari kata Yunani chrematizo yang berarti perintah atau nasihat ilahi tentang peristiwa atau tindakan di masa depan. Petunjuk Allah soal membangun bahtera dengan jelas disampaikan dalam Kejadian 6:14-16.

'Dengan taat' menunjukkan bahwa iman selalu disertai dengan ketaatan (bandingkan Yakobus 2:14-26). Apa yang dilakukan oleh Nuh karena sikap hormat atau takut akan Allah yang dia imani itu. Kata kerja eulabeomai yang artinya menyampaikan rasa hormat atau kehati-hatian. Jadi, ketaatan Nuh dilakukan karena ia memperhatikan dengan hati-hati atau sebaik-baiknya sehingga apa yang ia lakukan benar-benar sesuai dengan petunjuk Allah kepadanya. Apa yang Nuh kerjakan pada akhirnya menyelamatkan dirinya dan keluarganya. Di satu sisi imannya menyelamatkan keluarganya, tapi di sisi lainnya imannya itu menghukum dunia yaitu mereka yang tidak mau percaya dan tidak mau bertobat. Dan Nuh dibenarkan karena imannya (bandingkan Kejadian 15:6).

Pelajarannya bagi kita hari ini ialah karena iman kita taat pada apa yang menjadi kehendak Allah untuk kita lakukan pada hari ini. 'Karena iman' berarti ketaatan kita itu disebabkan oleh Allah itu sendiri, bukan oleh alasan yang lainnya. Kita taat bukan karena akan menerima berkat, kita taat bukan juga karena tidak ada jalan lain untuk mendapatkan keinginan kita, tetapi kita taat karena mempercayai Allah yang menyuruh kita untuk melakukan kehendak-Nya meskipun hal itu kelihatan sulit dan mustahil untuk dilakukan. Kita percaya bahwa Allah yang menyuruh, maka Dia juga yang akan memberi petujuk bagaimana untuk mengerjakannya, dan Dia yang akan menyediakan semua kebutuhan kita. Dalam ketaatan mungkin saja kita akan ditertawakan, ditentang bahkan dimusuhi, namun karena iman kita akan dibenarkan, bukan oleh pendapat mayoritas orang.

Sebagai Pendeta yang menggembalakan jemaat, saya dan isteri (yang juga seorang Pendeta) pernah dipercayakan Tuhan untuk melayani 'hanya' dua orang jemaat selama lima tahun. Beberapa rekan Pendeta menyarankan agar kami mencoba pelayanan di tempat lain supaya bisa mengalami kemajuan. Dengan kata lain, kami harus meninggalkan dua orang jemaat tersebut, namun kami lebih mempercayai Allah yang menyuruh kami untuk melayani mereka. Dengan setia kami melayani mereka, dan puji Tuhan, sekarang kursi-kursi di gereja kami telah penuh terisi dengan jemaat yang datang beribadah. Selama dua puluh tahun (tahun 2004-2024) sejak melayani dua orang jemaat tersebut Allah memberkati kami, mencukupkan kebutuhan hidup dan melindungi kami sekeluarga. Kami sekeluarga tidak pernah kekurangan sejak awal melayani, selalu tercukupi tanpa kami meminta-minta kepada jemaat (mereka saksinya), karena iman kami taat dan bergantung sepenuhnya kepada Allah.

Yuk, kita semua dengan iman melangkah di tahun yang baru ini, lakukan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab kita dalam rumah tangga, pekerjaan, bisnis, kuliah, sekolah dan sebagainya dengan giat, percayakan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan, maka semuanya akan baik-baik saja. Tuhan yang menghendaki kita memiliki masa depan yang penuh harapan (Amsal 23:18; Yeremia 29:11), Dia ingin kita mengenal-Nya sepanjang tahun ini lebih dari tahun yang lalu secara pribadi maupun melalui berbagai dinamika kehidupan, dan tentu saja Dia ingin kita lebih bijak, lebih kuat, lebih tangguh dan lebih sukses. Amin. Tuhan Yesus memberkati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline