Lihat ke Halaman Asli

Theodorus Tjatradiningrat

Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Yesus dan Kerajaan-Nya (Kisah Para Rasul 1:6-8)

Diperbarui: 10 Mei 2024   20:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Jerusalem Church Hill. Sumber: Pixabay / sosinda

Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem, dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah Para Rasul 1:6-8)

Kompasianer yang terkasih, artikel ini dalam rangka memperingati Hari Tuhan Yesus Kristus Naik Ke Sorga. Ketika Yesus akan naik ke sorga setelah "Selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah" (Kisah Para Rasul 1:3), para rasul-Nya masih menanyakan apakah Yesus akan memulihkan kerajaan Israel. Mereka masih berharap Yesus adalah Raja Mesias yang akan memulihkan kerajaan Israel untuk kembali berjaya seperti pada masa Daud menjadi raja dan akan membebaskan bangsa Yahudi dari penjajahan kerajaan Romawi. Artinya, para rasul belum memahami juga siapa Yesus meskipun mereka selama lebih kurang tiga tahun mendengar pengajaran-Nya dan melayani bersama-Nya.

Pada waktu Yesus akan diadili, kepada Pilatus Dia berkata: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini..." Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini..." (Yohanes 18:36-37). Dengan tegas Yesus mengatakan bahwa benar Dia adalah Raja, tetapi Kerajaan-Nya bukan dari dunia ini. Dari kesaksian Yohanes, bahwa Yesus adalah Sang Firman dan Dia sehakikat dengan Allah, dan Sang Firman datang ke dalam dunia menjadi manusia (Yohanes 1:1,14). Jadi, Yesus adalah Allah dan Raja yang tentu saja Kerajaan-Nya adalah Kerajaan Allah yang di sorga. Lukas satu-satunya yang menulis tentang malaikat Tuhan yang menyatakan kepada gembala-gembala bahwa Yesus yang baru lahir itu adalah Juruselamat, Kristus dan Tuhan (Lukas 2:11).

Meskipun secara lahiriah Yesus adalah keturunan Daud, dari jalur kemesiasan-Nya, namun malaikat Gabriel menegaskan bahwa Yesus bukan manusia biasa, Dia Anak Allah Yang Mahatinggi, Raja Mesias, yang Kerajaan dan pemerintahan-Nya akan berlangsung sampai selama-lamanya (Lukas 1:31-35). Injil Markus dibuka dengan: "Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah" (Markus 1:1). Anak Allah disebut juga Anak Manusia (Lukas 22:69-70), keduanya disandang oleh Yesus, yang menunjuk pada dwi natur-Nya sebagai Allah dan Manusia dalam satu Pribadi. Dari kesaksian Matius, bahwa Yesus, Sang Anak Manusia, pada saat kedatangan-Nya yang kedua kali, akan datang dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Benda-benda langit yang tidak bercahaya dan berjatuhan serta para malaikat yang diperintahkan-Nya untuk meniup sangkakala membuktikan bahwa Yesus adalah Allah yang berkuasa atas mereka (Matius 24:29-31).

Kerajaan Allah atau Kerajaan Sorga jelas berbeda dengan kerajaan dunia, termasuk kerajaan Israel yang kebangkitannya dirindukan oleh orang Yahudi di zaman Yesus. Kerajaan Allah bukanlah kerajaan manusia yang bersifat duniawi dan sementara; Kerajaan Allah sepenuhnya bersifat rohani dan kekal. Itu sebabnya, tidak semua orang dapat memahami rahasia Kerajaan Allah, hanya kepada orang yang percaya kepada Yesus -- yang adalah Rajanya -- yang diberikan pemahaman itu (Markus 4:11). Yesus menyampaikan tentang Kerajaan Allah itu dalam tiga bentuk: pertama, Kerajaan Allah sudah dekat (Markus 1:14). Ini untuk memanggil orang berdosa untuk bertobat dan percaya kepada Injil. Kedua, Kerajaan Allah sudah datang (Matius 12:28). Ini untuk menyatakan bahwa Yesus berkuasa atas setan. Ketiga, Kerajaan Allah ada di antara kamu (Lukas 17:21). Ini untuk menyatakan bahwa Yesus itulah Kerajaan Allah yang telah datang di antara orang Yahudi.

Mengutip tulisan Joseph Ratzinger, Paus Benediktus XVI, dari bukunya "Yesus dari Nazaret", dituliskan bahwa Kerajaan Allah itu terdiri dari tiga matra: pertama, bercorak Kristologis. Ratzinger mengatakan bahwa Yesus sendiri adalah Kerajaan yang dimaksud; Kerajaan itu adalah seorang pribadi, Kerajaan itu adalah Dia; Di dalam Dia Allah sendiri hadir di antara manusia, Dia adalah kehadiran Allah. Kedua, penafsiran idealistik atau mistik. Penafsiran ini melihat lubuk batin manusia sebagai tempat hakiki Kerajaan Allah. Ia bukan sebuah kerajaan seturut model kerajaan-kerajaan duniawi; ia terletak dalam lubuk batin manusia. Ia bertumbuh dan memancar keluar dari dalam ruang batin itu. Ketiga, bercorak gerejawi. Kerajaan Allah dan Gereja berhubungan dalam beragam cara dan kurang-lebih membaur serta melebur (Gramedia: 2010).      

Kerajaan Allah datang untuk menyatakan kehendak-Nya di bumi seperti di sorga (Matius 6:10).  Kehendak Allah ialah menyatakan kasih-Nya bagi dunia dengan mengorbankan Yesus, Anak-Nya yang Tunggal, supaya manusia tidak binasa (Yohanes 3:16). Jelas sudah, kedatangan Yesus ke dalam dunia bukan untuk memulihkan kerajaan Israel, tetapi untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka (Matius 1:21). Yerusalem bukan tempat Yesus mendirikan kerajaan manusia, tetapi Dia mendirikan Gereja sebagai kehadiran aktual dari Kerajaan Allah itu sendiri (Kisah Para Rasul 2:41-47). Gereja yang berada di dalam dunia bersifat rohani karena dipenuhi dengan Roh Kudus. Dan sebagaimana Roh Kudus bersaksi tentang Yesus, demikianlah Gereja pun harus bersaksi tentang Yesus Kristus sebagai pusat pemberitaan Injil (Yohanes 15:26-27; Kisah Para Rasul 1:8). Amin.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline