Lihat ke Halaman Asli

Theodorus Tjatradiningrat

Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Orang Beriman Pasti Tahu Tujuan (Ibrani 11:22)

Diperbarui: 26 Februari 2024   09:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Seorang pendaki sedang berjalan menuju pegunungan bersalju. Sumber: Pexels / Markus Spiske

Karena iman maka Yusuf menjelang matinya memberitakan tentang keluarnya orang-orang Israel dan memberi pesan tentang tulang belulangnya (Ibrani 11:22).

Kompasianer yang terkasih, ayat pokok kita merupakan perkataan iman Yusuf bin Yakub kepada saudara-saudaranya sebelum ia mati seperti yang terdapat dalam Kejadian 50:24-25: Berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya: "Tidak lama lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kamu keluar dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub." Lalu Yusuf menyuruh anak-anak Israel bersumpah, katanya: "Tentu Allah akan memperhatikan kamu; pada waktu itu kamu harus membawa tulang-tulangku dari sini." Dengan demikian, Yusuf tahu betul bahwa Mesir bukanlah tujuan akhir bagi keluarga besar Israel, tetapi Kanaan itulah tanah yang dijanjikan Allah kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Bukti iman Yusuf yang hakul yakin bahwa Israel akan pergi ke Kanaan adalah ketika dua kali ia berkata: "Tentu Tuhan akan memperhatikan kamu." Mari kita membaca kilas balik perjalanan hidup Yusuf sejak dari rumah bapanya sampai ia tiba di Mesir dan akhirnya kita dapat melihat bahwa ia adalah orang beriman yang tahu tujuan hidupnya.

Pertama, ia tahu visi Tuhan bagi masa depannya (Kejadian 37:5-7,9). Yusuf menceritakan apa yang Tuhan sampaikan kepadanya mengenai masa depan, dan akibatnya dia dibenci oleh saudara-saudaranya dan mereka pun iri kepadanya (ayat 4,5,8,11). Puncak kebencian mereka ialah dengan menjualnya sebagai budak kepada orang Midian, dan dijual lagi ke Mesir dan dibeli oleh Potifar, pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja (ayat 12-36). Kedua, ia tahu Tuhan menyertai dirinya dan memberkati pekerjaannya (Kejadian 39:1-6). Penyertaan dan berkat Tuhan dibuktikan dengan segala pekerjaannya yang selalu berhasil (ayat 2). Hebatnya lagi, oleh karena Yusuf maka Tuhan memberkati rumah dan segala harta milik Potifar, tuannya (ayat 5). Kemudian Potifar mempercayakan kuasa atas semua harta miliknya untuk dikelola oleh Yusuf (ayat 6a). Namun yang mengagumkan ialah ketika Yusuf harus dipenjara karena kasus isteri tuannya, ia tetap menerima penyertaan dan berkat Tuhan ketika ia dipercayakan oleh kepala penjara untuk melayani para tahanan raja (ayat 21-23).

Ketiga, ia tahu Tuhan memperhatikan gerak-geriknya (Kejadian 39:7-20). Ketika Yusuf digoda oleh isteri Potifar untuk bersetubuh dengannya, dengan tegas ia menolaknya. Alasan penolakan Yusuf sangatlah tepat yaitu bahwa perempuan itu adalah isteri tuannya dan yang paling penting ialah dirinya takut akan Tuhan (ayat 7-9). Dan Yusuf menunjukkan iman yang teguh meskipun berkali-kali isteri tuannya membujuknya dan konsisten dengan sikapnya meskipun itu sangat berisiko bagi dirinya. Dan memang terjadi, isteri Potifar memfitnah Yusuf dan Potifar menjebloskannya ke penjara (ayat 10-20). Keempat, ia tahu Tuhan sumber jawaban setiap masalah semua orang (Kejadian 41). Ketika Yusuf dibebaskan dari penjara untuk membantu Firaun menafsirkan mimpinya, maka ia menyatakan bahwa Allah yang dia sembah yang telah menyingkapkan mimpi Firaun (ayat 1-36). Dan Firaun mengakui bahwa Yusuf adalah orang yang dipenuhi dengan Roh Allah dan kemudian mengangkatnya menjadi orang kedua yang berkuasa di Mesir dengan tugas utamanya untuk mengurusi pangan dan ekonomi (ayat 37-57). Yusuf menjadi penolong bagi rakyat Mesir, rakyat seluruh bumi, dan ia tidak lupa menolong keluarganya sendiri (Kejadian 42-44,46).

Kelima, ia tahu semua penderitaan yang dialaminya adalah rencana Tuhan untuk tujuan yang mulia (Kejadian 45:5-9). Meskipun keberadaan Yusuf di Mesir karena dijual oleh saudara-saudaranya, namun ia tidak menyalahkan mereka atas kejahatan mereka di masa lalu. Yusuf menyadari bahwa Allah yang telah menyuruhnya datang ke Mesir dengan jalan yang pahit dan menyakitkan. Yusuf mengakui Allahlah yang menempatkannya sebagai bapa bagi Firaun, tuan atas seluruh istana dan kuasa atas seluruh tanah Mesir. Tujuan yang mulia dari Allah ialah untuk menjamin kelanjutan keturunan Israel di bumi dan untuk memelihara hidup mereka. Pelajarannya bagi kita di tahun yang baru ini ialah sebagai orang beriman kita harus memiliki tujuan untuk menjalani kehidupan ini. Miliki visi yang datangnya dari Tuhan, dari hasil doa dan pergumulanmu dengan Dia, bukan sekedar impian jangka waktu tertentu, karena visi dari Tuhan berjangka panjang dan bersifat kekal. Tidak semua orang akan percaya dan mendukung visi kita, bahkan mungkin akan menentang dan memusuhi karena kita teguh berpegang pada visi itu. Namun, iman akan menguatkan kita untuk terus melangkah maju.

Ketika kita mengandalkan Tuhan dalam bekerja, sesulit apa pun tantangannya kita pasti akan berhasil karena ada penyertaan dan berkat Tuhan dan kita akan jadi berkat di mana kita bekerja. Yang penting bekerjalah dengan takut akan Tuhan dan miliki integritas sehingga setiap godaan untuk melakukan dosa dalam bentuk apa pun di tempat kerja dapat ditolak meskipun ada risikonya, apalagi yang menggoda itu atasan kita. Tidak mudah menjalaninya, tetapi iman kepada Tuhan harus melebihi segala kepentingan pribadi kita. Roh Allah yang ada di dalam kita pasti akan menolong ketika kita menjalani proses kehidupan yang sulit. Namun kita harus mengingat, bahwa sampai hari ini kita masih ada itu berarti Tuhan tidak pernah membiarkan dan meninggalkan kita sebagaimana di tahun sebelumnya yang penuh dengan tantangan juga. Kita harus mempercayai bahwa Tuhan sedang membentuk karakter kita melalui berbagai masalah agar kita belajar menjadi pejuang yang pantang menyerah dari tahun-tahun yang telah lewat untuk siap menjalani tahun ini.

Akhirnya kita akan mengerti, bahwa kelimpahan berkat yang Tuhan berikan kepada kita di waktu sukses bukan untuk diri sendiri, tetapi kita dipersiapkan menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk menolong orang lain yang mengalami kesulitan seperti kita pernah merasakannya. Sampai jumpa pada artikel berikutnya, Selamat Tahun Baru 2024, Tuhan Yesus memberkati. Haleluyah!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline