Lihat ke Halaman Asli

Theodorus Tjatradiningrat

Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Menikmati Berkat Tuhan di Malam Hari (Mazmur 134)

Diperbarui: 18 Juni 2023   14:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Seseorang sedang menikmati indahnya langit di malam hari di tengah sebuah batu yang unik. Sumber: Pexels / Pixabay

Nyantian ziarah. Mari, pujilah TUHAN, hai semua hamba TUHAN, yang datang melayani di rumah TUHAN pada waktu malam. Angkatlah tanganmu ke tempat kudus dan pujilah TUHAN! Kiranya TUHAN yang menjadikan langit dan bumi, memberkati engkau dari Sion (Mazmur 134).

Kompasianer yang terkasih, para peziarah dari penjuru Israel yang datang di malam hari harus tetap dilayani oleh para imam meskipun mereka sudah lelah karena perjalanan yang jauh, termasuk para imam yang tetap harus melayani Jemaah untuk beribadah kepada Tuhan.

Di masa kini, ada banyak gereja lokal yang mengadakan doa semalam suntuk yaitu doa yang diadakan dari malam sampai subuh. Di saat kebanyakan orang sudah tidur, justru ada jemaat yang datang beribadah kepada Tuhan.

 Mazmur ini pendek saja, hanya tiga ayat, tetapi nama TUHAN dituliskan sebanyak lima kali. Dan ada tiga kali dituliskan kata 'berkat.' Kata kerja 'memberkati' dalam terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia hanya terdapat di ayat 3, tetapi dari teks Ibrani dituliskan juga di ayat 1 dan ayat 2 dengan terjemahan kata 'pujilah.'

Kata Ibrani barakhu artinya 'berkatilah.' Memberkati siapa? Ya TUHAN! Kok bisa? Nah, selama ini yang kita ketahui adalah bahwa yang memberkati itu hanya dari satu pihak, tapi ternyata Alkitab mengajarkan bahwa memberkati itu dari dua pihak. Dalam hal ini pihak yang memberkati adalah Tuhan dan manusia.

Meskipun ditulis di ayat 3, namun tindakan memberkati dari TUHAN itulah yang menentukan tindakan memberkati dari pihak manusia kepada TUHAN yaitu dengan pujian yang dinaikkan di dalam Bait Allah.

Setiap hari ketika kita bekerja dari pagi sampai sore atau malam, kita harus menyadari bahwa itu semua berkat dari kasih karunia Tuhan atas kita. Tuhan yang memberkati dengan napas, kesehatan dan kekuatan agar kita dapat bekerja, dan Dialah yang memberkati pekerjaan kita sepanjang hari itu.

Itulah sebabnya, di malam hari sudah sepatutnya kita memberkati Tuhan dengan pujian, dengan bersyukur dan mengakui kasih setia dan kebaikan-Nya bagi kita. Untuk ibadah secara pribadi kita tidak perlu datang ke Bait Allah yang di Yerusalem (karena memang sudah tidak ada lagi), tidak bergantung dari hari, tanggal dan jam yang ditetapkan untuk beribadah kepada Tuhan.

Kita adalah umat Perjanjian Baru yang kapan saja dan di mana saja dapat memuji Tuhan karena kitalah bait Allah atau bait Roh Kudus yang sejati itu (1 Korintus 3:16; 6:19). Sebagai anak, kita punya hak untuk menerima berkat Tuhan; dan sebagai hamba kita punya kewajiban untuk memberkati Tuhan dengan puji-pujian dan ucapan syukur.

Kita cukup duduk di kasur atau berlutut di samping tempat tidur atau di mana saja kita merasa nyaman untuk melakukannya sebelum tidur. Tidak perlu panjang durasinya, yang terpenting kesungguhan hati kita. Inilah persekutuan yang indah, di saat kita sudah lelah setelah bekerja seharian, tapi punya komitmen untuk beribadah kepada-Nya. Jadi, berkat di malam hari yang sesungguhnya ialah kita menikmati hadirat Tuhan.

Inilah pelajaran Alkitab dan renungan pada hari ini, sampai jumpa pada tulisan berikutnya. Selamat beraktivitas, Tuhan Yesus memberkati. Haleluyah!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline