Lihat ke Halaman Asli

Theodorus Tjatradiningrat

Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Membenci atau Terpikat kepada Yesus? (Lukas 19:47-48)

Diperbarui: 13 Maret 2023   16:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: sebuah kapel tua di tengah padang rumput. Sumber: Pexels / sergio souza

Tiap-tiap hari Ia di dalam Bait Allah. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk membinasakan Dia, tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia. (Lukas 19:47-48)

Kompasianer yang terkasih, setelah Yesus mengusir semua pedagang di Bait Allah, Lukas menulis kebiasaan Yesus mengajar setiap Ia berada di Bait Allah. Ah, rupanya Yesus marah karena Bait Allah yang seharusnya menjadi tempat umat datang untuk berdoa dan mendengarkan firman Tuhan telah dicemari oleh hawa nafsu segelintir orang yang mengatasnamakan agama.

Pada artikel saya sebelumnya yang berjudul "Kita Ini Rumah Doa Atau Sarang Penyamun?", menjadi sebuah keprihatinan ketika tubuh kita menjadi sarang penyamun yang dipenuhi dengan kecemaran dosa sehingga motivasi berdoa kita menjadi motivasi transaksional, bukan lagi sebuah kerinduan untuk bersekutu dengan Tuhan.

Dalam kesehariannya sebagai manusia, Yesus tiap-tiap hari mengajar di dalam bait Allah (ayat 47a). Kita sebagai bait Allah Perjanjian Baru bukan hanya berdoa saja yang menjadi kerinduan, tetapi kita harus merindukan juga untuk mendengarkan firman Tuhan dalam keseharian kita. Doa adalah bagian Allah mendengarkan kita, dan firman Allah adalah bagian kita yang mendengarkan Dia.

Allah mendengarkan isi hati dan kebutuhan kita dalam doa, dan kita mendengarkan isi hati dan kehendak Allah di dalam firman-Nya. Tetapi, kebenaran yang diajarkan Yesus rupanya tidak disukai dan bahkan dibenci oleh para ulama (imam-imam kepala) dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel sehingga mereka berusaha untuk membinasakan Dia (ayat 47b).

Mereka sangat membenci Yesus, tentu karena kepentingan-kepentingan pribadi mereka diusik dan merasa dirugikan dengan khotbah-khotbah Yesus di Bait Allah maupun di berbagai tempat lainnya. Kompasianer, kita harus berhati-hati, jangan sampai kita merasa tersinggung, marah, apalagi membenci seorang hamba Tuhan yang berkhotbah dengan kebenaran Alkitab.

Jikalau kita membenci hamba Tuhan yang berkhotbah dengan keras menempelak dosa dan menegur perbuatan yang menyimpang dari kebenaran, maka kita sama saja dengan para pembenci Yesus. Tetapi, tentu saja seorang hamba Tuhan yang murni berbicara keras karena kebenaran, harus dengan motivasi yang murni, bukan karena sudah dirancang terlebih dahulu untuk menyerang jemaat karena ketidaksukaan secara pribadi.

Yesus mengajarkan kebenaran sorga, bukan kebenaran dunia, Ia bebas dari kepentingan manusia karena Ia hanya mengajarkan apa yang menjadi kehendak Bapa-Nya di sorga. Itu sebabnya, khotbah-khotbah Yesus sangat berkuasa tetapi tidak dengan cara memaksa, tidak seperti para pemuka agama Israel yang semakin menurun pamornya di depan rakyat.

Sebaliknya, seluruh rakyat terpikat kepada Yesus dan ingin mendengarkan Dia (ayat 48). Mereka bukan tertarik pada tampilan fisiknya Yesus, namun pada pribadi dan pengajaran-Nya karena apa yang diajarkan Yesus itulah yang dilihat mereka selaras dengan kehidupan Yesus baik perkataan maupun perbuatan-Nya. Berbeda jauh dengan para pembenci Yesus yang jago menghafal dan menafsir Taurat, tetapi tidak mampu mempraktikkannya.

Demikian juga dengan kita. Kehidupan sehari-hari kita bagaikan rumah kaca yang dapat dilihat oleh semua orang. Kristen itu bukan sekedar agama, tetapi nama Kristus melekat menjadi identitas khusus para pengikut-Nya. Jadi, sebagai umat Kristen kita harus bertanggungjawab atas perkataan, perilaku dan perbuatan-perbuatan yang harus selaras dengan ajaran Kristus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline