Lihat ke Halaman Asli

Theodorus Tjatradiningrat

Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Tahun Baru, Tetaplah Berjuang! (2 Samuel 11:1)

Diperbarui: 1 Januari 2023   01:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: pesta kembang api di tahun baru. Sumber: Pixabay / geralt

"Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem." (2 Samuel 11:1)

Kompasianer yang terkasih, meskipun perikopnya tentang Daud dan Batsyeba, namun saya tidak akan membahas kisah mereka berdua, nanti saja di topik lain. Yang akan saya bahas di sini sesuatu yang sederhana, untuk menjadi sebuah perenungan saja, bahwa memasuki tahun yang baru kita menyadari akan tantangan kehidupan yang tidak lebih mudah setelah melewati tahun sebelumnya.

Maksudnya kita belajar dari kisah Daud ini ialah agar kita tidak terjebak dalam zona nyaman atau zona tidak nyaman, tetapi kita tetap dalam keadaan siaga, siap sedia, baik dalam keadaan perang maupun dalam keadaan damai sebagaimana anggota Tentara Nasional Indonesia.

Pada zaman raja-raja dahulu, pergantian tahun adalah waktu yang terbaik untuk berperang yaitu pada musim semi, bukan pada musim dingin atau bersalju, bukan juga pada musim panas. Dan merupakan sebuah kebiasaan pada zaman itu apabila raja-raja yang memimpin pertempuran secara langsung. Tetapi, dalam ayat pokok kita mendapati Daud, raja Israel, justru tinggal di istananya ketika tentara Israel maju berperang. Daud hanya diwakili oleh Yoab, panglima tentaranya.

Terdapat dua contoh kekalahan kerajaan Yehuda ketika diserbu pada pergantian tahun. Pertama, raja Yoas ditaklukkan oleh raja Aram (2 Tawarikh 24:23). Kedua, raja Yoyakhin yang ditawan oleh Nebukadnezar, raja Babel (2 tawarikh 36:10). Mengapa mereka bisa dikalahkan? Karena mereka tidak setia kepada Tuhan!

Namun, pada kasus Daud berbeda. Tentara Israel menang, tetapi Daud sendiri secara pribadi kalah yaitu ketika ia tergoda kepada Batsyeba, isteri Uria, perwira pasukan Daud. Mengapa bisa demikian? Pertama, sebagai raja Daud tidak ikut berperang, ia melepaskan tanggung jawabnya. Kedua, sebagai hamba Tuhan Daud tidak menjaga mata dan hatinya dari hawa nafsu.

Daud menjadi lalai, ia tidak berjaga-jaga sebagaimana ketika ia masih menjadi buronan Saul, raja Israel yang pertama, dan ketika di awal ia menjadi raja yang baru dalam berbagai hal, di mana ia sangat radikal menjaga dirinya dalam hubungan spiritualnya dengan Tuhan dan mengandalkan Tuhan di dalam posisinya sebagai pemimpin nasional Israel Raya.

Sekarang ambil pelajaran bagi kita di masa kini. Bagi kita sebagai umat Kristen, pergantian tahun tidak hanya untuk merefleksi dan mengevaluasi diri, tetapi menyadarkan diri kita juga, bahwa kita harus mempersiapkan diri untuk berjuang menghadapi berbagai masalah, dari yang biasa sampai yang luar biasa beserta dampak-dampaknya.

Kita tidak boleh bersikap pasif, tapi kita harus aktif, karena suka atau tidak suka kita telah berada di medan pertempuran. Jadi? Tahun baru, tetaplah berjuang! Ada dua area perjuangan kita di tahun yang baru ini:

1. Area spiritual

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline