Lihat ke Halaman Asli

Theodorus Tjatradiningrat

Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

TUHAN adalah Baik di Masa yang Sukar (Ratapan 3:25-26)

Diperbarui: 8 Desember 2022   23:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siluet pohon di dekat badan air selama Golden Hour. Sumber: Pexels / Pixabay

"TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia. Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN." (Ratapan 3:25-26)

Kompasianer yang terkasih, renungan hari ini adalah seri kedua dari empat seri Ratapan pasal 3. Tulisan seri sebelumnya berjudul "Kasih Setia Tuhan di Masa yang Sukar." Di dalam pergumulannya yang panjang, nabi Yeremia kemudian memiliki pengharapan kepada Tuhan, yaitu kasih setia dan rahmat Tuhan yang terus menerus dan baru setiap pagi oleh karena besarnya kesetiaan Tuhan (ayat 22-23).

Dan meskipun bangsa Yehuda dan Yeremia tidak memiliki apa-apa lagi setelah mereka kalah perang dan ditawan di Babel, tetapi Tuhan menjadi bagian mereka sebagai harta yang tidak akan tergantikan oleh apa pun (ayat 24).

Nah, orang-orang yang memiliki Tuhan di dalam hidupnya pasti mempunyai harapan besar di masa yang sukar. Seorang hamba Tuhan berkata: "Situasi yang sulit sekalipun di dalamnya pasti ada harapan, yang tidak ada ialah orang yang punya harapan di situasi yang sulit."

Pada ayat 25, dikatakan "TUHAN adalah baik", bukan dalam arti secara umum, tetapi secara khusus yaitu: pertama, "bagi orang yang berharap kepada-Nya," dan yang kedua, "bagi jiwa yang mencari Dia." Keduanya adalah respon aktif dari orang yang ada di masa yang sukar itu.

Jadi, seseorang tidak dapat mengatakan, bahwa "Tuhan adalah baik," jika Tuhan tidak menjadi bagian hidupnya, yang ia harapkan dan yang ia cari. Karena, "Tuhan adalah baik" merupakan pengalaman orang beriman dalam pengalamannya dengan Tuhan di masa yang sukar itu.

Di ayat 26, setelah berharap dan mencari Tuhan, saatnya orang beriman menanti dengan diam pertolongan Tuhan. Untuk mengenal Tuhan secara pribadi, memahami kehendak-Nya, dan mengharapkan pertolongan-Nya di masa yang sukar, kita harus aktif mencari Dia, tetapi dalam menantikan pertolongan-Nya itu orang beriman harus diam.

Jadi, kalau ada masalah orang beriman tidak usah gembar gembor ke sana sini, apalagi curhat di medsos. Jangan, cukuplah Tuhan yang menjadi tempat curhat. Memang tidak mudah, tetapi demikianlah yang diajarkan oleh firman Tuhan melalui nabi Yeremia.

Di dalam keheningan itulah Tuhan akan memberikan jawaban, kekuatan dan jalan keluar. Saya dan isteri di dalam pelayanan sering menghadapi masa yang sukar sebagaimana yang dialami oleh anggota jemaat di gereja lokal kami. Namun, kami belajar untuk membawanya kepada Tuhan dalam diam, tidak perlu orang lain tahu, apalagi menjadi menjadi konsumsi publik di medsos.

Sekali lagi, tidak mudah untuk menghadapi dan melewati masa yang sukar itu. Akan tetapi, kami selalu mendapatkan pertolongan Tuhan tepat pada waktunya. Setelah semuanya selesai, barulah kami bersaksi kepada jemaat di gereja akan apa yang terjadi, dengan maksud untuk menguatkan mereka yang masih bergumul dengan kesukarannya masing-masing.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline