Lalu berkatalah Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead kepada Ahab: "Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan."
Kemudian datanglah firman TUHAN kepadanya: "Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi engkau makan di sana."
Lalu ia pergi dan ia melakukan seperti firman TUHAN; ia pergi dan diam di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. Pada waktu pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya, dan ia minum dari sungai itu (1 Raja-Raja 17:1-6).
Kompasianer yang terkasih, ini adalah kisah yang cukup populer, di mana Elia bertemu dengan raja Ahab dan memberitahukan, bahwa akan turun penghukuman Tuhan kepada Israel yaitu tidak akan ada embun atau hujan (ayat 1).
Allah menahan hujan tidak turun di Israel selama tiga setengah tahun. Hal ini terjadi karena Israel berpaling dari Tuhan dan menyembah Baal, dan ancaman mengenai penghukuman Tuhan telah diperingatkan kepada Israel jauh sebelumnya (Ul. 11:16-17).
Namun, Elia mendapatkan pemeliharaan Tuhan yang ditentukan baginya sehingga ia aman dan terjamin makan dan minumnya. Nah, kita dapat belajar dari apa yang terjadi dengan Elia di dalam ayat 1-6 tersebut.
Pertama, Elia melakukan tugasnya sebagai nabi yang memberitakan firman Tuhan kepada Ahab (ayat 1). Elia melakukan tugasnya dengan satu alasan yang jelas: "Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani."
Kedua, Elia pergi ke tempat yang ditentukan bagi dia yaitu di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan (ayat 2-3). Elia ke sana untuk bersembunyi dari Ahab yang akan membunuhnya akibat berita firman Allah yang disampaikannya.
Ketiga, Elia mendapat jaminan makan dan minum dari Tuhan (ayat 4).
Keempat, Elia taat pergi ke tempat yang Tuhan tetapkan baginya (ayat 5).