Lihat ke Halaman Asli

Theodorus Tjatradiningrat

Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Apakah Anda Takut? Sama Dong! (Mazmur 56: 1-5)

Diperbarui: 14 Oktober 2022   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kotak-kotak kayu dengan susunan huruf. Sumber: Pixabay / Wokandapix

Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Merpati di pohon-pohon tarbantin yang jauh. Miktam dari Daud, ketika orang Filistin menangkap dia di Gat. Kasihanilah aku, ya Allah, sebab orang-orang menginjak-injak aku, sepanjang hari orang memerangi dan mengimpit aku! 

Seteru-seteruku menginjak-injak aku sepanjang hari, bahkan banyak orang yang memerangi aku dengan sombong. Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu; kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku? (Mazmur 56:1-5).

Kompasianer yang terkasih, apakah hari-hari ini anda merasa takut? Jangan kuatir, anda tidak sendiri, ada banyak orang yang juga takut ketika masalah bertubi-tubi datang mengancam kehidupannya. Salah satunya Daud, tokoh Alkitab, tokoh iman juga, tetapi pernah ketakutan ketika Saul terus menerus mengejarnya. 

Hingga akhirnya, Daud lari sampai ke negeri orang Filistin dan tertangkap di kota Gat (ayat 1). Cerita ini terdapat di dalam 1 Samuel 21:10-15. Sebagai manusia biasa, bisa dibayangkan ketakutan Daud waktu ia diperhadapkan dengan Akhis, raja kota Gat. Ingat, Daud adalah pahlawan Israel yang pernah mempermalukan Filistin ketika ia mengalahkan Goliat dan pasukannya (1 Samuel 17).

Dan sekarang, sang raja Israel yang dilantik Tuhan itu berhadapan dengan raja Filistin, seorang diri dan tanpa kekuatan apa pun. Lolos dari Saul dan sekarang ditangkap Akhis yang bisa membunuhnya kapan saja. Tanpa jalan, tanpa siapa pun yang dapat membantunya dalam sikon seperti itu. Apakah saudara sedang berada pada posisi seperti ini, ibaratnya maju kena mundur kena dan tanpa harapan? 

Namun demikian, mari belajar dari Daud yang merasa takut ketika anda mengalaminya juga. Pertama, Daud tahu hanya Allah yang mengasihaninya (ayat 2). Di ayat tersebut, kita dapat melihat bahwa ini doa standar Daud ketika ia sedang berada dalam masalah besar, yaitu meminta belas kasihan Allah. Daud tidak meminta belas kasihan manusia demi hidupnya, karena manusia tidak dapat dipercaya.

Kedua, Daud percaya kepada Tuhan yang ia layani (ayat 4). Di sinilah uniknya iman, berbanding terbalik dengan logika. Terjemahan ayat 4 dari teks Ibrani ialah: "Ketika aku sepenuhnya sedang ketakutan, aku akan percaya kepada-Mu". 

Jadi, Daud percaya kepada Allah justru ketika ia sedang merasa sangat ketakutan, tapi bukan berarti dia tidak percaya Tuhan sebelumnya. Daud yang sangat ketakutan itu menguatkan hatinya untuk mempercayai Allah yang sebelumnya telah melepaskannya dari cakar singa dan beruang, termasuk dari raksasa Goliat (1 Sam. 17:34-51).

Ketiga, Daud memuji firman Allah yang telah membuatnya percaya (ayat 5,11,12). Ia percaya bahwa Tuhan berpihak kepadanya (ayat 10). Keempat, Daud percaya bahwa air mata kesengsaraannya diingat Allah (ayat 9). Daud tidak merengek-rengek kepada pihak musuh agar tidak mati dibunuh, tetapi ia menangis sambil berseru memohon pertolongan hanya kepada Allah (ayat 9,10). 

Dan hasilnya ialah Daud terlepas dari rasa takutnya kepada musuh karena Tuhan Allahnya (ayat 5,11,12). Akhirnya, Daud dapat mengucap syukur kepada Tuhan (ayat 13). Rasa percaya dirinya kembali bangkit menatap masa depannya (ayat 14).

Mungkin saat ini Kompasianer sedang menghadapi masalah, sementara persoalan sebelumnya baru saja selesai. Rasanya belum kuat untuk menghadapinya lagi, dan itu sangat manusiawi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline