Lihat ke Halaman Asli

Theodorus Tjatradiningrat

Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Pemberian di Tengah Penderitaan Jemaat (2 Korintus 8:1-3)

Diperbarui: 21 September 2022   12:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi warga miskin Indonesia (Sumber Foto: ayoindonesia.com)

Kompasianer yang terkasih, apa yang terlintas di pikiran saudara saat membaca tema dan ayat-ayat Alkitab yang baru saja kita baca bersama? Mungkin ada yang sudah hafal dengan ayat-ayat itu, mungkin juga baru menangkap maksud tema tersebut setelah tiba di ayat 3. 

Saya sangat memahami apa yang sedang dialami semua orang di Indonesia, termasuk saudara yang sedang membaca blog ini. Tetapi, apa yang dialami oleh jemaat-jemaat di dalam pembacaan tadi kiranya dapat membuat saudara tercerahkan dan membuat saudara mengambil posisi seperti mereka. Mari Kompasianer perhatikan.

Dalam surat yang kedua bagi jemaat Korintus, rasul Paulus sedang bersaksi tentang apa yang telah dilakukan oleh jemaat-jemaat di Makedonia. Makedonia adalah salah satu propinsi Kerajaan Romawi di mana jemaat Filipi, Tesalonika dan Berea berada. 

Tapi, kemungkinan jemaat Filipi dan jemaat Tesalonika yang Paulus maksud di sini. Sedangkan jemaat Korintus adalah bagian dari propinsi Akhaya. Ceritanya adalah jemaat Kristen Yahudi yang ada di Yerusalem sedang mengalami kesulitan ekonomi yang parah dan sangat membutuhkan bantuan.

Paulus kemudian menggerakkan jemaat-jemaat yang dia layani agar turut membantu jemaat Yerusalem yang mana jemaat-jemaat Makedonia dan Akhaya telah melakukannya lebih dulu (Rm. 15:26). Pembahasan ini fokusnya kepada jemaat-jemaat Makedonia yang Paulus saksikan dengan suatu kebanggaan menilik dari apa yang telah mereka lakukan. 

Paulus sebagai rasul bagi orang non Yahudi takjub padahal jemaat Yerusalem yang berlatar belakang Yahudi sering melihat jemaat non Yahudi itu hanya dengan sebelah mata. Tetapi kini Yerusalemlah yang justru dibantu oleh Makedonia.

Sangat mengagumkan bagi Paulus karena jemaat-jemaat Makedonia sendiri pada saat itu sedang mengalami kesulitan juga yaitu: pertama, mereka sedang dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan dan kedua, mereka sangat miskin (ay. 2). Jadi, keadaan fisik, mental dan keuangan mereka tidak lebih baik dari pada jemaat Yerusalem! Tetapi, mengapa mereka tetap bisa memberikan bantuan kepada jemaat yang tidak peduli dengan mereka yang non Yahudi?

Kompasianer yang terkasih, inilah dasarnya: pertama, mereka merasa sebagai jemaat yang telah dianugerahkan kasih karunia Allah (ay. 1). Hal ini menyadarkan posisi mereka di hadapan Allah. Kedua, mereka memiliki sukacita yang meluap (ay. 2). Hal ini menunjukkan buah Roh yang terlihat nyata mengalahkan pelbagai penderitaan yang sedang mereka alami. 

Ketiga, mereka meminta dan mendesak untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus (ay. 4). Dilihat dari teks Yunaninya terlihat jelas bahwa jemaat-jemaat Makedonia merasa jemaat Yerusalem adalah bagian dari mereka yang harus dilayani. Dengan demikian, kesadaran akan kasih karunia Allah dan kesatuan tubuh Kristus yang membuat mereka melayani dengan sukacita.

Apa yang jemaat-jemaat Makedonia berikan? Tentu saja uang. Berapa banyak? Tidak disebutkan, tetapi yang jelas menurut kemampuan dan bahkan melampaui kemampuan mereka (ay. 3). Apakah pemberian uang itu yang terbaik? Tidak! Pemberian terbaik itu adalah diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah kepada Paulus (ay. 5). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline