Lihat ke Halaman Asli

Theodorus Tjatradiningrat

Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Tuhan Allah Pencipta yang Ajaib (Kejadian 1:1-3)

Diperbarui: 10 September 2022   14:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

            Penciptaan langit dan bumi dilakukan oleh Allah Tritunggal di masa "Pada mulanya" yang menunjuk pada kekekalan. Intinya adalah Tuhan Allah mencipta dari yang tidak ada menjadi ada, dari yang tak berbentuk dan kosong menjadi berbentuk dan berisi. Dan setiap kali Allah selesai menciptakan sesuatu selalu ditutup dengan: "Allah melihatnya baik", "Allah melihat bahwa semuanya baik", dan "Allah melihat segala yang dijadikanNya itu sungguh amat baik."

            Di antara semua ciptaan tersebut manusia dikenal sebagai mahkota penciptaan karena hanya manusia yang disebutkan serupa dan segambar dengan Allah (Kej.1:26-27). Dan Allah memandatkan kepada manusia untuk mewakili Dia dalam mengelola bumi yang berpusat di Taman Eden (Kej. 1:26,28; 2:8,15).

            Namun, sayangnya manusia jatuh ke dalam dosa dan seluruh tatanan kehidupan di bumi ikut rusak dan hancur, imbas dari dosa manusia tersebut. Tatanan yang telah hancur itu tidak mungkin pulih kembali seperti sedia kala, dan manusia yang telah jatuh mustahil dapat melakukannya, hanya Allah sang Pencipta itulah yang dapat melakukan pemulihan total.

            Dan harapan itu hanya terjadi di dalam penciptaan ulang langit dan bumi yang baru seperti yang dituliskan oleh rasul Yohanes di mana tatanan dunia yang baru itu berpusat di Yerusalem Baru ketika Tuhan Yesus datang kembali (Wahyu 21-22). Jika di taman Eden Adam sebagai perwakilan Allah, maka di Yerusalem Baru Tuhan Yesus, Allah itu sendiri yang menjadi Rajanya.

            Bagi kita umat Perjanjian Baru, melihat karya Allah di masa lalu dan masa depan sangatlah menakjubkan. Seperti hidup kita di masa lalu yang sangat kelam berubah di masa kini menjadi "sungguh amat baik" ketika kita mengakui karya kasih karunia Allah yaitu Yesus Kristus yang mati di kayu salib dan bangkit pada hari yang ketiga, dan ketika kita menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat. Di masa yang akan datang, kita yang setia akan berjumpa dengan Tuhan Yesus, Raja yang mulia itu (1 Tes. 4:16-17).

            Tetapi, oleh karena kita masih hidup di masa kini, maka baiklah hidup kita dipimpin oleh Roh Allah (Gal. 5:16,25) yang mana buah Roh itu menjadi bukti bahwa kita semua adalah milik Kristus (Gal. 5:22-24). Menjadi ciptaan baru itulah hidup kekristenan yang memiliki arti. Mengapa? Karena kita yang percaya kepada Kristus berarti kita telah diubahkan sepenuhnya oleh Allah, hanya Roh-Nya yang bisa melakukannya (Rm. 8:1-3). Karya penciptaan Roh-Nya yang ajaib ini menghasilkan pemulihan yang agung bagi status kita yaitu menjadi anak-anak Allah yang memiliki hak waris kekekalan (Rm. 8:15-17; Gal. 4:6-7).

            Kita yang beriman harus mau diubahkan oleh Roh Kudus agar damai sejahtera dan rahmat Allah turun atas kehidupan kita sebagai jemaat milik-Nya Allah (Gal. 6:16). Meskipun dunia di luar kita kacau balau, namun karena ada Tuhan, maka kita semuanya aman dalam perlindungan-Nya. Demikian pelajaran dan renungan hari ini, sampai jumpa pada tulisan yang berikutnya. Tuhan Yesus memberkati saudara dan keluarga saudara sekalian. Haleluyah! 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline