Lihat ke Halaman Asli

Theodore Rex Semita

Murid Kolese Kanisius

Masalah Modernisasi TNI dan Upaya Penanggulangannya

Diperbarui: 28 April 2024   22:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesawat Dassault Rafale yang akan dibeli TNI AU. Sumber: Kompas.com

Kaplan Harimau, tank ringan hasil kerjasama Indonesia dan Turki. Sumber : https://www.wikidata.org

Nasional Indonesia (TNI) telah menjadi pilar utama dalam menjaga kedaulatan, keamanan, dan stabilitas negara Indonesia sejak kemerdekaannya pada tahun 1945. Namun, pentingnya peran TNI tidak hanya terletak pada masa lalu. Memanasnya kondisi geopolitik global karena konflik di Ukraina dan Palestina serta ancaman perang di asia pasifik oleh Republik Rakyat Tiongkok telah menunjukan pentingnya aparatur pertahanan negara untuk keamanan rakyatnya. Oleh karena itu, peran TNI dalam perlindungan Indonesia dan sekutu - sekutu di daerah asia tenggara menjadi semakin penting.

Indonesia tidak hanya butuh melindungi dirinya sendiri namun juga negara - negara anggota ASEAN lainnya. Seperti tertulis pada Deklarasi Bangkok pada tahun 1967, Indonesia sebagai negara ASEAN memiliki kewajiban untuk menjaga keamanan dan kedamaian di kawasan asia tenggara. Walaupun perjanjian ini memberikan bantuan pertahanan bagi Indonesia dari negara negara lain, Indonesia tetap memiliki tanggung jawab terbesar dalam organisasi untuk melindungi negara negara yang lain karena kekuatan pertahanan Indonesia yang relatif besar. Menurut Global firepower Index tahun 2024. Indonesia merupakan negara dengan kekuatan militer terkuat urutan ke 13 di dunia. Posisi kekuatan ini merupakan yang terkuat di ASEAN dengan Vietnam sebagai negara terkuat kedua di ASEAN pada peringkat 22 .

Walaupun TNI memiliki tugas yang sangat besar dan penting untuk melindungi bangsa dan negara, terdapat banyak kelemahan di dalam perlengkapan yang digunakan, baik oleh angkatan udara, angkatan laut, ataupun angkatan darat. Kelemahan utama yang dihadapi TNI adalah kurangnya teknologi maju dalam alutsista yang digunakan. Masalah ini tidak hanya berada pada satu cabang dari TNI, melainkan tersebar dan dapat dilihat di semua cabang. Kekurangan ini dapat dilihat dari TNI AU yang menggunakan F16 C/D dari tahun 1985 sebagai pesawat tempur utama, TNI AL yang menggunakan kapal perang tua, TNI AD yang menggunakan berbagai macam peralatan dari era perang dingin. 

Masalah ini terjadi karena kekurangan anggaran TNI. Walaupun sering dianggap berlebihan, kebanyakan dari anggaran tersebut diperuntukan untuk bantuan administrasi dan pemeliharaan alutsista yang ada. Kurangnya pendanaan untuk pengadaan alutsista modern baru mendorong TNI untuk memilih modernisasi pada bidang yang terbatas atau tidak melakukan modernisasi sama sekali. Proses pembelian yang rumit dan dipenuhi kepentingan politik menghambat modernisasi lanjut. 

Keterbatasan teknologi yang dimiliki TNI menimbulkan masalah besar bagi upaya pertahanan negara dan sekutu sekutu ASEAN. Keterbatasan teknologi menyebabkan TNI kurang fleksibel dan sigap dalam menjalankan kegiatan pengamanan yang dibutuhkan di daerah daerah terpencil. Selain itu, keterbatasan teknologi TNI membuat pasukan pertahanan negara lebih lemah terhadap ancaman separatis dan negara lain. Kelemahan ini muncul karena ancaman yang semakin lama semakin modern dapat memiliki peralatan dengan performa yang lebih baik dibandingkan dengan alutsista TNI. Secara sipil, alutsista TNI yang tidak modern dapat menurunkan kepercayaan rakyat kepada TNI. Kepercayaan rakyat Indonesia terhadap TNI sangatlah penting untuk pertahanan negara karena TNI hanya bisa membantu  rakyat jika rakyat sendiri mempercayai TNI.

TNI sedang melakukan upaya modernisasi demi menghadapi kelemahan teknologi. Ini dilakukan TNI dengan menjalin kerjasama dengan negara-negara lain dalam hal pelatihan, latihan militer bersama, dan transfer teknologi pertahanan. Hal ini membantu TNI mendapatkan akses ke teknologi dan pengalaman baru. TNI juga melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang militer untuk menciptakan teknologi dan strategi baru yang sesuai dengan kebutuhan zaman. TNI terus memperbarui doktrin dan strategi pertahanannya untuk menyesuaikan dengan perkembangan geopolitik dan ancaman keamanan yang berkembang. TNI juga mendukung pengembangan industri pertahanan domestik untuk mengurangi ketergantungan pada impor alutsista dan meningkatkan kapasitas industri pertahanan dalam negeri.TNI juga berupaya meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan anggaran pertahanan untuk memastikan bahwa dana yang dialokasikan digunakan secara efisien dan efektif.

Sesungguhnya, peran TNI dalam perlindungan negara sangatlah besar. Kemerdekaan negara Indonesia adalah berkat jasa pengorbanan prajurit - prajurit selama berdirinya negara kita. Pengadaan peralatan dan perlengkapan hidup dan bekerja bagi para Tentara Nasional Indonesia merupakan bentuk penghormatan kepada pekerjaan mereka. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline