Sudah hampir 10 bulan wabah Covid-19 melanda dunia, dengan jumlah kasus terinfeksi dan kematian yang terus meningkat setiap harinya. Sembari menunggu vaksin dan pengobatan khusus, banyak hal yang sudah pemerintah Indonesia lakukan.
Himbauan untuk bekerja dan belajar dari rumah, serta pembatasan sosial berskala kecil hingga besar. Saat ini kita dihadapkan dengan New Normal, kebijakan Pemerintah agar kita tetap produktif namun tetap aman selama wabah Covid-19, dimana beberapa tempat kerja dan wisata kembali di buka, pembatasan sosial pun mulai di longgarkan di beberapa daerah, tentu dengan diterapkannya protokol kesehatan.
Di Indonesia, selain berjuang melawan Covid-19, kita juga sedang berjuang untuk meyakinkan kepada masyarkat mengenai bahaya Covid-19, bukan untuk membuat kita takut, namun agar kita waspada akan virus tersebut.
Kita tau, dengan mengikuti himbauan dari pemerintah, kita berperan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 ini. Namun yang saat ini yang terjadi di negara kita adalah perdebatan di masyarakat mengenai penyebab kematian pada pasien Covid-19. Apakah seseorang benar meninggal karena Covid-19 atau karena penyakit bawaan.
Banyak yang beranggapan bahwa penyakit bawaan adalah penyebab utama kematian pada pasien yang terkonfirmasi Covid-19 sehingga mereka merasa bahwa Covid-19 ini tidaklah berbahaya.
Berdasarkan data, pasien dengan penyakit penyerta seperti Hipertensi, Obesitas, Penyakit Paru Kronis, Diabetes, Penyakit Jantung, Penyakit Ginjal, dan penyakit bawaan lainnya memiliki kemungkinan 12 kali lebih tinggi dari pasien tanpa penyakit penyerta untuk meninggal, dengan penyebab kematian langsung adalah Covid-19.
CDC (Pusat Penendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika) mencatat hampir 90% dari pasien terkonfirmasi Covid-19 memiliki penyakit penyerta.
Walaupun data mengatakan pasien dengan penyakit penyerta memiliki resiko untuk terinfeksi dan meninggal lebih tinggi, bukan berarti kita yang tidak memiliki penyakit penyerta bisa menurunkan kewaspadaan kita terhadap Covid-19 ini.
Di Berbagai negara termasuk Indonesia memiliki beberapa kasus pasien terkonfirmasi Covid-19 tanpa penyakit penyerta, bahkan berakhir dengan kematian. P
enelitian di Italia, Jerman dan USA dengan teknik otopsi pada pasien dengan Covid-19 menunjukan adanya kerusakan sel di Paru-paru dan kerusakan pembuluh darah yang disebabkan oleh infeksi Covid-19.
Tidak ada yang bisa memastikan penyebab kematian pada pasien terkonfirmasi Covid-19 selain melakukan pemeriksaan otopsi. Yang bisa kita lakukan adalah memperkirakan berdasarkan kondisi dan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.