Lihat ke Halaman Asli

Theodora Lalita

anakbaikbaik

Saat Teduh

Diperbarui: 19 Juli 2019   15:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini adalah satu hari dari sekian hari saya merasa tidak enak hati. Pribadi yang asing. Mimpi semalam yang melelahkan. Topeng yang harus dikenakan. Mungkin hanya lelah saja. Mungkin hanya butuh menerima rasa tidak enaknya saja. Tetapi aku berada di ambang semangat, hendak ke luar mencari udara segar, kala seorang tamu datang dan berbisik kepadaku. Wujudnya ialah angin malam.

Aku segera mengambil posisi duduk; siaga dan bertanya-tanya "mimpi-mimpi kaukah itu?" tanyaku. Bukan, kau sudah tinggalkan aku waktu kau bangun tidur, jawabnya. "Titik jenuh, kaukah itu?" aku menebak-nebak. Bukan, jawabnya lagi, titik jenuh bukan tamu, ia ada di sampingmu. "Lalu kau siapa?" aku masih kebingungan. Tutup matamu, pintanya menyuruh. Aku menarik napas dalam, merenungkan laju detak jantungku, lalu menatap mata. Si tamu mewujudkan diri justru saat temaram dan gelap. Ia adalah keyakinan, cahaya, dan wujud harapan. "Kau masa depan yang cerah" kataku akhirnya. Bukan, ujarnya aku lebih baik dari itu.

Selesai.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline