Dapat tantangan menulis fesyen lebaran dari pakar Oktavia Wijaya, membuat saya memutar otak: kira-kira apa yang menarik yang dapat disuguhkan di sini?
Lebaran, sebentar lagi menjelang. Momentum penuh berkah bakal disambut dengan kegembiraan. Ketika menu berbuka dan sahur telah dihidangkan, tentu terbersit juga tentang baju yang akan dikenakan nanti di hari raya.
Sebagai seorang ibu, Anda dan juga saya tentu merasakan sulitnya mengatur keuangan saat harus berjibaku dengan melonjaknya harga beras dan lonjakan harga lainnya di pasar.
Akibatnya, daftar baju baru sering timbul tenggelam dalam daftar pengeluaran untuk hari raya nanti. Mau beli baju baru, kok sayang duitnya, mending dipakai buat mudik atau suguhan hidangan bergizi bagi keluarga.
Mau pakai baju lebaran tahun lalu, kok ya rasanya gimana gitu. Wajib, tetap harus tampil modis dan cantik, ya kan?
Mengapa tidak mencoba membongkar kembali bahan tradisional atau bahan lawas lainnya?
Yeps, jangan terburu-buru berkecil hati karena dana terbatas untuk membeli baju baru. Coba bongkar kembali baju lama Anda di lemari. Banyak yang bisa dipadupadankan atau dibongkar pasang kembali.
Bahan tradisional seperti batik, bisa dipadu padan dengan bahan tenunan. Atau dipermanis dengan penambahan belt kekinian.
Bicara soal tenunan, NTT sendiri kaya akan aneka ragam dan motif kain tenun. Berbeda antara setiap kabupaten, dan memiliki kisah tersendiri yang tercetak dalam setiap motifnya (Baca di sini).