Lihat ke Halaman Asli

Ragu Theodolfi

TERVERIFIKASI

Penikmat seni, pencinta keindahan

Yungga, Tandikap dan Tenunan dari Kapas, Indah Tak Lekang oleh Waktu

Diperbarui: 30 November 2023   13:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tandikap, tempat kapur sirih (Foto:Theodolfi)

"Penerbangan dengan nomor XX1234 dari Tambolaka menuju Kupang ditunda karena alasan operasional hingga pukul 12 waktu setempat. Kami mohon maaf atas keterlambatan ini"

 Suara petugas bandara terdengar dari pengeras suara, setelah kami menunggu dua setengah jam di ruang tunggu bandara. 

Beberapa penumpang menggerutu, menanyakan kompensasi yang ditawarkan oleh maskapai selama masa tunggu yang cukup lama, kurang lebih hampir lima jam.   

Rasanya kesal juga sih sebenarnya, menunggu selama itu di bandara. Saya tidak berani kemana-mana. Mau menyusuri pantai wisata di SBD, tapi kok takut waktunya tidak cukup, karena jaraknya lumayan jauh. Akhirnya keputusan untuk menunggu adalah pilihan yang paling tepat saat itu.

Pernak pernik dari kayu dan tulang hiu (Foto:Theodolfi)

Kondisi ruang tunggu yang tidak terlalu dingin, membuat Saya memilih untuk menyusuri etalase di dalam ruang tunggu. Ngobrol dengan para penjaga etalase dan juga pemilik etalase sambil menyesap  kopi Sumba yang nikmat.

Kue kering dari bahan kacang mete dan taburan wijen yang gurih (Foto: Theodolfi)

Beberapa etalase menawarkan produk lokal yang khas. Beberapa lainnya menjual makanan khas SBD, kacang mete, kue pia serta minuman seperti kopi maupun teh juga telur rebus. 

Yungga, alat musik nan unik

Saya berhenti pada sebuah etalase yang menarik. Membuka obrolan dengan pemilik etalase. Sebut saja Pak Sipri. Cerita pun mengalir dari mulut seorang mantan guru yang akhirnya memutuskan untuk fokus pada penjualan tenun beserta pernak-pernik pelengkapnya.

Pandangan Saya terhenti pada sebuah alat musik yang unik. Sekilas mirip Sape, alat musik khas dari Kalimantan. Dua buah alat musik yang dipajang di etalase Pak Sipri,  memiliki bentuk yang berbeda. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline