Ketika Kompasiana menawarkan topik dengan tema Kartini di Kompasiana, sesungguhnya dalam pikiran saya telah terbersit beberapa nama. Saya kemudian mencoba membuatnya dalam daftar para Kartini yang akan ditulis.
Mencoba menuliskan kelebihan mereka. Mencoret beberapa nama, kemudian menambahkan beberapa nama lain. Menghapus lagi. Bolak balik kayak setrikaan. Tambal sulam dimana-mana.
Akhirnya sampai pada kondisi kebingungan yang hakiki. Tidak jadi menuliskan nama tertentu. Khawatir ada yang kecewa, takut ada hati yang tersakiti, lalu booom!
Bisa jadi semangat menulis para puan di Kompasiana langsung lenyap, entah kemana. Sibuk mengurus ini dan itu, sedang berada di zona lemah sinyal kemudian dijadikan tameng ketika ada yang bertanya mengapa sudah jarang menulis?
Ah, padahal bukan itu tujuan Kompasiana mengeluarkan topik kali ini.
Lantas, mengapa pada akhirnya saya tidak menuliskan para puan berdasarkan nama mereka, ini dia alasannya.
Setiap perempuan memiliki sisi yang unik
Tidak dapat dipungkiri, bahwa setiap manusia terlahir unik. Termasuk perempuan. Tidak dapat diduplikasi oleh siapapun. Bahkan oleh kembarnya sekalipun.
Meskipun makhluk ciptaan Tuhan ini membawa kromosom yang sama, kromosom XX, lantas tidak serta merta membuat mereka memiliki sifat dan sikap yang sama.
Keunikan setiap perempuan di Kompasiana dapat dilihat dari setiap tulisan yang menjadi ide mereka.