Mentari sore itu menyanjung malam
Anak-anak tanah mendiskusikan mimpi
Dalam deburan debu di satu pojok bumi
Bahwa relativitas kebenaran mengikuti arah kepentingan penguasa
Kata-kata pecah dari bibir yang terkatup di hadapan bulir rupiah
Sementara Ilah menjadi dalih pembenaran yang akurat
Sungguh telah firman Tuhan menjadi legitamasi ego intelektual yang membosankan
Desir angin masih menderu pelan
Mentari sore itu menyanjung malam
Anak-anak awan melepaskan lelah dalam pangkuan surga