Lihat ke Halaman Asli

Thendy Chandra

Hello World

Sepucuk Surat untuk Tuhan

Diperbarui: 21 September 2016   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semarang, 19 September 2016

Kepada: Tuhan

Salam sejahtera,

Pertama-tama kuucapkan selamat pagi pada-Mu Tuhan. Pada kesempatan kali ini aku ingin sekali menyampaikan sesuatu yang sering aku pikirkan sehari-hari. Sebenarnya sudah lama aku ingin menyampaikan hal ini kepada-Mu, namun selalu ada saja hambatan yang kutemui. Hingga akhirnya kutemukan saat yang tepat untuk menyampaikan isi hati ku melalui sepucuk surat ini.

Sebenarnya, ada beberapa hal yang ingin ku sampaikan pada-Mu, namun sebelumnya aku ingin bertanya kepada-Mu, mengapa Engkau menciptakan manusia? Manusia-manusia yang suka berbuat kejahatan, manusia-manusia yang hanya bisa merusak lingkungannya tanpa mengerti akan pentingnya menjaga alam yang telah Kau ciptakan. Pada jaman dahulu manusia masih sadar akan pentingnya menjaga keasrian lingkungan, namun seiring dengan  perkembangan teknologi manusia menjadi lupa dan terlena akan tugas manusia yaitu merawat alam. Padahal hal itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawab manusia untuk merawat dan melestarikan alam sesuai dengan perintah-Mu.  

Juga seiring dengan perkembangan tersebut, manusia menjadi tidak lagi peduli dengan makhluk hidup lainnya dan bahkan dengan sesamanya. Semua dilakukan hanya demi kepentingan diri sendiri, manusia menjadi sangat egois dan tidak berperikemanusiaan. Hal tersebut sangat tercermin dari perilaku mereka sehari-hari. Perilaku yang sangat menunjukan betapa buruknya kehidupan manusia akhir-akhir ini. 

Banyak anak-anak yang terlantar karena dibuang oleh orang tuanya sendiri, kasus pemerkosaan, kasus pembunuhan, kasus penebangan hutan dan yang baru-baru ini terjadi yaitu kasus korupsi oleh salah satu pimpinan lembaga perwakilan rakyat. Namun semua itu hanya baru sebagian kecil masalah yang dilakukan oleh manusia. Diluar sana masih ada banyak kejahatan-kajahatan lain yang belum terungkap dan masih menjadi tanda tanya besar bagi masyarakat.

Namun disamping dari itu masih ada manusia-manusia yang masih mencintai lingkungannya, yang masih peduli kepada sesamanya, yang masih sadar akan peran manusia di bumi ini, namun manusia-manusia seperti inilah yang menjadi sasaran kejahatan. Mereka selalu dilingkupi oleh perasaan takut akan dunia luar yang kejam dan tidak lagi peduli dengan sesamanya. Kehidupan mereka menjadi terkekang dan jauh dari kata damai. Karena nyawa mereka dapat melayang sewaktu-waktu karena perbuatan jahat dan keji manusia. 

Manusia menjadi semakin kejam dan tidak dapat mengendalikan nafsunya dan selalu tidak pernah merasa puas sebelum apa yang diinginkannya tercapai. Mereka selalu mengejar apa yang mereka harapkan dangan menghalalkan segala cara tanpa mempedulikan sesamanya. Mereka haus akan kekuasaan, mereka haus akan kekayaan, mereka haus akan kepuasan, bahkan mereka malah melupakan penciptanya sendiri demi mendapatkan semuanya itu. 

Mereka semua lupa untuk bersyukur atas semua kenikmatan yang telah Kau berikan. Padahal semua itu didapatnya tidak hanya dengan bekerja keras namun juga karena berkat dari-Mu. Namun mereka semua telah melupakan itu, mereka hanya berpikir untuk bagaimana cara agar dapat memiliki lebih dari itu semua, melebihi apa yang dapat orang lain miliki. Mereka lupa bahwa sebenarnya hidup tidak hanya berada di dalam dunia, namun juga masih terus berlanjut di alam lainnya. Saat ini mereka hanya memikirkan kehidupan duniawi dan melalaikan kehidupan surgawi.

Aku sering bertanya dalam hatiku, apakah sebenarnya Engkau tidak melihat semua perbuatan keji tersebut? Apakah Engkau rela melihat ciptaan-Mu dirusak perlahan-lahan oleh manusia? Lalu mengapa selama ini Engkau hanya duduk diam dan mengamati itu semua? Bukankah seharusnya Engkau membantu para aparat penegak hukum dalam menangani dan menyelesaikan kasus-kasus tersebut? Aku bertanya kepada-Mu inikah gambaran kehidupan yang Engkau harapkan?

                                                                                                                                                                        Pengirim:

                                                                                                                                                                       T

                                                                                                                                                                           Thendy Chandra




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline