Kemarin saya bertemu dengan seorang sahabat saya, kami ngobrol panjang lebar di sebuah kafe, sampai tiba saatnya dia bercerita mengalami pelecehan seksual secara verbal pada kolom komentar di media sosial oleh orang bernama Hendra Wijaya.
Saya bertanya padanya, apa sebabnya sampai dia melecehkanmu?
Dia menjawab, bahwa dia tidak mengenal dengan pelaku, dia berkomentar di salah satu akun facebook seorang teman yang tengah membahas suatu hal, bahkan hal tersebut tidak ada urusannya dengan sang komentator, dan tiba-tiba banyak komentar yang ditujukan untuknya, dari para pria, ada satu komentar yang melecehkannya.
Sahabat saya, adalah perempuan yang tentu memiliki harga diri yang tinggi, tidak akan pernah rela ia dilecehkan dalam bentuk apapun, sama seperti kita semua
Bahkan di bawah komentar yang melecehkan tersebut, ada komentar dari seorang guru SMP yang pernah mengajar di desa tersebut, yang meski tidak ikut melecehkan, namun ikut memanasi situasi bukannya menunjukan karakternya sebagai seorang tenaga pendidik, salah satun komentar yang melecehkannya berbunyi sebagai berikut:
Yang artinya: kamu anak mana, ketemu yuk sambil kelon (tidur bareng), biar ngga bikin pusing.
Dan di bawahnya adalah komentar dari seorang guru SMP yang pernah mengajar di desa tersebut, yang komentar tanggapannya tak mencerminkan sebagai seorang tenaga pendidik.
Kata-kata "Jleeeep" itu bermakna negative di daerah tersebut. Apalagi kata-kata tersebut jelas untuk mengomentari ajakan "kelon" si pelaku ke sahabat saya
Lucunya seorang guru bukannya memberi nasehat kepada si pelaku, tapi malah memanasi situasi.
Saya cek akun facebooknya, ternyata dia pernah memposting status politik seperti ini, saya tidak tau apakah dia seorang ASN atau guru honorer, sebab setau saya, jika ia seorang ASN maka bahwa setiap pegawai ASN tidak berpihak dari segala bentuk pengaruh manapun dan tidak memihak kepada kepentingan siapapun.