Saya sangat yakin dengan pendapat yang menyatakan bahwa bahasa berperan sebagai carrier of knowledge atau kurang lebih bisa juga diartikan sebagai pengantar/pembawa ilmu pengetahuan.
Semua jenis ilmu pengetahuan diajarkan dan didokumentasikan melalui bahasa. Kita pun tidak bisa memahaminya jika tidak paham bahasa itu sendiri. Butuh pemahaman bahasa yang sangat mendalam untuk bisa memahami berbagai ilmu pengetahuan.
Bagaimana mau memahami bahasa asing jika bahasa kita sendiri saja tidak dikuasai dengan baik?
Misalnya, kita mau menerjemahkan suatu tulisan atau artikel berbahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Bagaimana kita mau menerjemahkannya jika bahasa Indonesianya saja tidak kita pahami?
Kita bahkan tidak bisa membedakan mana saja kata-kata yang termasuk ke dalam golongan kata benda, kata sifat, kata keterangan, dll.
Yang lebih kocak adalah ketika terkadang saya diminta untuk membantu orang untuk membuat suatu karangan atau paragraf dalam bahasa asing. Mereka biasanya hanya bisa menyuruh, bahkan tanpa bisa membuat karangan dalam bahasa indonesianya. Jadilah saya yang bekerja dua kali, yaitu membuat karangan dalam bahasa indonesianya dulu, kemudian baru saya terjemahkan ke dalam bahasa asing.
Astagaaaaaaaaaa….. Bagaimana bangsa ini mau maju?
Membuat tulisan dalam bahasa kita sendiri saja tidak mampu, bagaimana mau membuat tulisan dalam bahasa asing?
Seharusnya, orang yang pandai berbicara juga pandai menulis. Begitu pun sebaliknya.
Yang lebih kasihan lagi adalah orang yang tidak pandai menulis juga tidak cakap berbicara (seperti saya), haahahaaaaa…
Ketidakkonsistenan kita dalam berbahasa menimbulkan terjadinya kesalahan di sana-sini. Ada yang salah hurufnya, ada yang salah dalam penggunaan spasi atau jarak antara satu kata dengan kata berikutnya, dll.