Lihat ke Halaman Asli

Kawasan Wisata Merapi Kinahrejo, Daerah Bencana Menjadi Tempat Wisata

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Yogyakarta, CP. Kawasan cangkringan yang luluh lantak pasca erupsi merapi tahun 2010 lalu, saat ini menjadi tempat wisata. Tempat wisata Kecamatan Cangkringanini tidak dikelola oleh dinas pariwisata, melainkan oleh warga dusun Kinahrejo sendiri. Sedangkan taman nasional merapi dikelola oleh dinas pariwisata. Tempat wisata Kinahrejo diakui warga paling ramai dikunjungi pada saat hari libur. Dari wisatawan lokal sampai wisatawan asing sering berkunjung ke tempat wisata ini.

Daerah-daerah yang dijadikan tempat wisata antara lain, bekas pedusunan, Kali adem, Petung, Kali tengah utara dan makam Mbah Maridjan di Glagaharjo. “Tempat yang paling banyak ramai dikunjungi itu, bekas kediaman Mbah Maridjan dan makam Mbah Maridjan di Glagaharjo”, kata Hartowiyono warga yang tinggal di tempat wisata dan bertugas sebagai informan tempat wisata tersebut. Pada tempat bekas kediaman Mbah Maridjan, pengunjung tidak diperbolehkan masuk, area tersebut dibatasi dengan kayu dan bambu seadanya dan pengunjung hanya bisa berfotoan dari jauh. Sebagian besar pengunjung tertarik melihat puing-puing rumah dan mobil evakuasi yang hancur akibat terpaan awan panas. Di sebelah kanan depan bekas kediaman Mbah Maridjan terdapat warung”Bu Mursani Asih” yang dikelola oleh menantu Mbah Maridjan dari anak ke 3, yang saat ini menjadi juru kunci merapi yang baru menggantikan Mbah Maridjan. “Dulu warung saya yang di depan itu, tapi ya sudah hancur”,ungkapsambil menunjuk ke depan warungnya. Di kawasan yang dulunya terdapat Masjid Al- Amin dan warung serta rumah Mbah Maridjan, sekarang hanya tinggal anak tangga dari Masjid yang terdahulu dan Masjid baru yang telah dibangun kembali oleh warga sekitar dengan menggunakan bambu dan semen serta warung tersebut.

Di tempat wisata merapi Kinahrejo terdapat foto-foto serta keterangan yang berisi kronologis bencana erupsi merapi tahun 2010 tersebut dari awal mulainya erupsi sampai dengan peristiwa meninggalnya Mbah Maridjan beserta relawan PMI dan reporter tersebut, serta kejadian setelah itu. Selain itu, terdapat warung-warung makanan dan kios yang menjual cenderamata khas Merapi seperti bunga edelwais, juga kaos-kaos dan dompet batik serta DVD/VCD tentang erupsi merapi 2010 lalu. Warga memberikan kemudahan dan fasilitas untuk pengunjung yang ingin mengunjungi daerah-daerah yang terkena erupsi merapi tahun 2010 lalu. Bagi pengunjung yang tidak kuat berjalan kaki untuk sampai di bekas kediaman Mbah Maridjan, yaitu kurang lebih 1Km dari tempat parkir, disediakan angkutan motor dengan biaya Rp 20.000 per motornya dan terdapat tour guide bagi pengunjung yang butuh penunjuk arah untuk ke tempat-tempat tersebut. Tentunya perihal tempat wisata ini warga memiliki peran besar dalam pengembangannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline