Senja yang merona disana kembali membawa
Membawa senyummu ke dalam angan
Betapa... manisnya
Fetish, senja tau benar apa yang kusuka
Kusuka darimu, dari dirimu
Tersimpan bukan kusimpan, menjadi bulan-bulanan oleh senyummu
Benar terheran betapa egonya manismu
Mari, kuceritakan lebih jauh bagaimana senjaku terlena bualan kata
Tidakkah kau pernah merasa senja itu waktu yang pas tuk merangkai rindu? Bukan waktu untuk memanggil kembali sikap acuhmu. Sayang rasanya dihabiskan dengan itu. Memang salahku mengharap yang baik atas gagalnya tekad, memang tak semestinya menyalahkan. Paham itu yang membuatku bisa mengenyampingkan apa yang kudapat buruk darimu.
Kutenggelam di alam sepi. Ternyata ada benarnya, malah bentuk kecil dari rasa sayang yang teringat. Rasa nyaman, aura tenang, hal yang kuingat kala kau menerima bentuk itu dariku. Sekedar duduk disampingmu, kau pun mulai bercerita ringan, kisahnya yang itu-itu saja, dan gak ngerti kenapa kau selalu tertawa. Mendengarnya bukan untuk sopanku, tapi kusenang menyertai rasamu. Ingin rasanya, ah sudahlah...
Senja belum bosan kok, aku lanjut ya.