Mahasiswa KKM 91 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Membangun Kesadaran Kesehatan Warga Desa Bedali Dengan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dalam Rumah Tangga
Malang (06/01/2023), Kelompok Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 91 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang melakukan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat, sasarannya yaitu ibu-ibu yang sedang melaksanakan kegiatan posyandu. Penyuluhan ini membahas tentang apa itu PHBS, tujuan PHBS, manfaat PHBS, sepuluh tatanan PHBS, sasaran PHBS Rumah Tangga, serta penyakit-penyakit akibat tidak berPHBS.
Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan bersamaan dengan posyandu balita pada hari Jum'at, 06 Januari 2023 di Posyandu Kenanga RW 09 Desa Bedali. Kegiatan penyuluhan ini sangat diperlukan di desa Bedali RW 09, karena warga masih belum sadar akan kesehatan keluarga. Hal ini dapat dibuktikan bahwa terdapat beberapa warga yang melakukan pernikahan dini, hamil muda dan aktivitas kurang menjaga kebersihan seperti kesadaran akan membuang sampah juga kurang, terlihat dari masih terdapat beberapa sampah yang dibuang sembarangan.
Penyuluhan PHBS ini dikoordinatori oleh mahasiswa dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan yaitu Nur'aini Adira, serta anggota KKM yang lainnya juga ikut membantu pemaparan materi. Ibu-ibu yang sudah datang ke posyandu dikumpulkan dan diberi pemaparan materi yang sudah disiapkan oleh koordinator. Anggota yang lainnya juga membantu pemaparan materi kepada ibu-ibu posyandu yang datangnya terlambat. Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan harapannya warga dapat menerapkan materi-materi yang telah di sampaikan pada kehidupannya.
Selain penyuluhan PHBS, beberapa mahasiswa ikut membantu kegiatan posyandu seperti menimbang, mengukur, memberikan vitamin kepada balita dan merekap riwayat imunisasi balita. Penyampaian materi dari mahasiswa KKM disambut baik oleh warga Desa Bedali RW 09. Tidak hanya penyampaian materi, mahasiswa KKM juga mengajukan beberapa pertanyaan seputar PHBS Rumah Tangga.
Hal ini ditanyakan agar mahasiswa KKM mengetahui seberapa banyak ibu-ibu yang sudah paham PHBS Rumah Tangga. Merubah pola pikir masyarakat agar sadar tentang kesehatan tidak mudah, diperlukan adanya sarana yang mendukung dan dukungan dari pemerintah setempat.
Tingkat pendapatan yang rendah serta kurangnya pengetahuan tentang gizi yang perlu di berikan pada ibu hamil dan bayi atau balita menjadikan penyebab kurangnya nutrisi yang seimbang pada anak. Bila hal tersebut diabaikan maka padat memicu terjadinya stunting. Stunting merupakan sebuah keadaaan dimana secara fisik bahwa anak terlihat lebih pendek dari anak yang memiliki tinggi yang normal sesuai tahapan usianya. Penyebab dari stunting sendiri yaitu kurangnya asupan gizi yang cukup mulai di usia kandungan hingga maranjak ke usia anak-anak.
Menurut data secara global yang di bina oleh UNICEF paling tidak 2 dari 6 balita di seluruh dunia mengalami stunting, khususnya pada negara yang notabennya masih dikatakan miskin atau memiliki pendapatan ekonomi yang minim sekali contohnya di negara indonesia sendiri.
Menurut informasi yang diberikan oleh Ibu Ambar selaku Bidan Desa Bedali memang untuk RW 09 masih rentan terjadi pernikahan dini dan hamil muda, bahkan pengetahuan tentang kesehatan balita masih cukup minim. Pemicu terjadinya stunting adalah faktor ekonomi yang kemudian orang tua tidak mampu untuk membeli beberapa bahan pokok yang berguna dalam memenuhi gizi yang optimal pada anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H