Di sebuah desa mungil bernama Felcsut, yang hanya berjarak 45 kilometer dari Budapest, berdiri stadion sepak bola bernama Pancho Arena. Uniknya, desa ini hanya dihuni oleh kurang dari 2.000 orang, tapi stadion megah ini bisa menampung hampir 4.000 penonton.
Dengan desain yang artistik, atap genteng batu tulis dan menara tembaga, stadion ini ditopang oleh tiang-tiang kayu yang kokoh, dihiasi pencahayaan yang memukau. Pembangunannya dikabarkan menelan biaya lebih dari 10 juta pounds (setara dengan sekitar Rp200 miliar). Namun, yang menarik, stadion ini bukan hanya soal olahraga, melainkan simbol kebangkitan sepak bola Hungaria dan ambisi besar Perdana Menteri Viktor Orban.
Masa Lalu yang Kelam: Kejayaan yang Memudar
Tujuh puluh tahun lalu, Hungaria pernah menjadi raksasa sepak bola dunia. Tim mereka, yang dijuluki 'Mighty Magyars' atau 'Tim Emas', mencapai final Piala Dunia 1954 setelah menghancurkan Jerman Barat 8-3 di babak grup. Namun, di final, mereka kalah mengejutkan 2-3 meski sempat unggul dua gol dalam delapan menit awal. Kekalahan ini mengakhiri dominasi 31 pertandingan tak terkalahkan mereka.
Kejayaan itu tidak pernah terulang. Tim Emas bubar setelah pemberontakan Hungaria tahun 1956 dipadamkan Uni Soviet, dan banyak pemainnya memilih pergi ke luar negeri, termasuk sang legenda Ferenc Puskas yang akhirnya bermain untuk Real Madrid. Julukan Pancho, yang diberikan kepadanya di Spanyol, kini diabadikan dalam nama stadion Felcsut.
Viktor Orban: Dari Sepak Bola ke Politik
Viktor Orban, Perdana Menteri Hungaria, adalah sosok di balik pembangunan stadion ini. Orban yang lahir di Felcsut, pernah menjadi pemain bola muda yang menjanjikan sebelum akhirnya beralih ke dunia politik. Sejak pertama kali menjadi perdana menteri pada 1998, Orban dikenal sebagai pemimpin kuat yang kontroversial.
Bagi Orban, sepak bola adalah lebih dari sekadar hobi. Ia menjadikan olahraga ini sebagai proyek kebanggaannya. Tahun 2007, ia mendirikan Puskas Academy di desa kelahirannya dan membangun stadion Pancho Arena pada 2014.
"Sepak bola adalah seni," ujar Orban dalam salah satu wawancara.
Namun sepak bola tidak berhenti di Felcsut saja. Pemerintahan Orban memperkenalkan skema pajak bernama Tao, yang memungkinkan perusahaan mengalihkan sebagian pajaknya untuk mendanai klub olahraga. Hasilnya? Lebih dari 20 stadion baru dibangun, 1.000 lapangan direnovasi, dan fasilitas sepak bola modern tersebar di Hungaria.
Sepak Bola dan Politik: Siapa yang Diuntungkan?
Proyek ambisius ini memang berhasil membangun infrastruktur olahraga Hungaria. Tapi kritik muncul. Banyak yang menilai dana besar itu lebih banyak menguntungkan klub-klub yang dimiliki oleh sekutu politik Orban. Akademi Puskas sendiri menjadi penerima dana terbesar, dengan hampir 78 juta pounds dalam satu dekade terakhir.