Sepuluh tahun yang lalu, Valencia adalah salah satu klub terbesar di LaLiga. Mereka rutin finis di empat besar dan bermain di Liga Champions, tempat mereka bersaing dengan tim-tim terbaik Eropa. Mestalla, stadion ikonik mereka, selalu bergemuruh setiap kali 'Los Che' bermain. Tapi sekarang? Valencia terdampar di dasar klasemen LaLiga, sesuatu yang sulit dibayangkan bagi klub dengan sejarah besar seperti mereka.
Memang, terlalu dini untuk bilang mereka terancam degradasi. Skuatnya masih punya potensi, meski jelas jauh dari standar yang seharusnya. Masalah utamanya adalah kebijakan klub yang terlihat seperti mimpi buruk. Musim ini, mereka hanya mengeluarkan 1,35 juta untuk belanja pemain. Bandingkan dengan musim 2018/19, ketika mereka juara Copa del Rey dan mencapai semifinal Europa League. Itu adalah masa-masa terakhir Valencia menunjukkan tanda-tanda kejayaan.
Sejak saat itu, semuanya berubah. Valencia menjadi contoh nyata klub yang dikelola oleh pemilik yang lebih peduli soal keuntungan daripada prestasi. Peter Lim, seorang pengusaha asal Singapura, mengambil kendali dan membawa pendekatan bisnisnya ke klub. Hasilnya? Kebijakan transfer yang memprioritaskan profit dibandingkan kualitas tim. Sejak musim 2020/21, Valencia hanya menghabiskan 41 juta untuk membeli pemain, tetapi meraup keuntungan 164 juta dari menjual bintang-bintang terbaik mereka, seperti Ferran Torres, Rodrigo, dan Dani Parejo.
Namun, apa yang mereka dapatkan di lapangan? Peringkat terbaik mereka di liga sejak itu hanyalah posisi ke-9. Fans yang dulu setia kini semakin muak. Protes di stadion Mestalla sering kali terjadi, dengan spanduk besar yang menuntut perubahan manajemen. Mereka lelah melihat klub kebanggaan mereka dihancurkan oleh pemilik yang tampaknya tidak peduli.
Ironisnya, Peter Lim tercatat sebagai salah satu orang terkaya di Singapura menurut Forbes pada tahun 2023. Tapi kekayaannya tak digunakan untuk membangun kembali Valencia. Sebaliknya, klub terus terpuruk, dan para pendukung hanya bisa bertanya-tanya: apakah 'Los Che' masih bisa bangkit dari keterpurukan ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H