Lihat ke Halaman Asli

The Balbalans

Sepakbola Akar Rumput

Brest: Les Pirates yang Membajak Liga Champions

Diperbarui: 12 Desember 2024   18:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para pemain Brest berselebrasi. (Foto: Stephane Mahe/Reuters) 

Brest, klub sepak bola kecil dari Brittany, Prancis barat laut, kini menjadi nama yang mencuri perhatian di Liga Champions. Meskipun nama mereka sering memicu candaan dan lelucon, perjalanan Brest sejauh ini adalah bukti bahwa kerja keras dan semangat pantang menyerah bisa menciptakan keajaiban. Dari kemenangan melawan PSV hingga hampir menjinakkan raksasa seperti Barcelona, mereka telah menjadi simbol klub underdog yang pantas diperhitungkan.

Brest, yang sering dijuluki "The Pirates" (Bajak Laut), baru saja memulai debut gemilangnya di babak penyisihan grup Liga Champions. Dengan mengalahkan tim-tim seperti Sturm Graz, Salzburg, Sparta Prague, dan PSV, mereka telah menunjukkan bahwa keberhasilan tak selalu bergantung pada nama besar atau fasilitas mewah. Saat ini, mereka bertengger di posisi ketujuh dari total 36 tim. Sebuah pencapaian yang luar biasa bagi tim yang lima tahun lalu masih sibuk mengejar promosi ke Ligue 1.

Karena stadion mereka tidak memenuhi standar UEFA, Brest harus memainkan laga kandang mereka di Stade du Roudourou milik Guingamp, klub Liga 2 Prancis. Namun, lokasi yang jauh dari markas, justru tidak bisa membuat semangat mereka surut. Dalam pertandingan melawan PSV, Brest berhasil meraih kemenangan dramatis berkat performa gemilang kiper Marco Bizot, yang layaknya gurita, berhasil menggagalkan lima peluang emas lawan. Bahkan tiang gawang seolah berpihak kepada mereka, dua kali menyelamatkan Brest dari kebobolan.

Brendan Chardonnet, bek andalan Brest, mengatakan dengan penuh percaya diri, "PSV adalah klub besar dengan sejarah yang hebat. Tapi dalam pertandingan ini, kami layak menang. Kami tidak akan melewatkan kesempatan untuk lolos ke babak 16 besar."

Dari Pinggiran ke Panggung Utama

Dimiliki oleh pengusaha lokal Denis Le Saint dan dilatih oleh Eric Roy, mantan gelandang Sunderland dan pakar sepak bola TV, Brest membuktikan bahwa kombinasi semangat lokal dan strategi yang tepat bisa membuahkan hasil besar. Kehadiran Roy, yang kembali ke dunia manajemen setelah 13 tahun, membawa warna baru bagi tim ini.

Keikutsertaan Brest di Liga Champions tak hanya mendongkrak reputasi mereka, tetapi juga membawa keuntungan finansial yang signifikan. Jika mereka berhasil finis di delapan besar, Brest akan mengantongi minimal 11 juta euro. Angka tersebut ditambah 9 juta euro dari hasil empat kemenangan dan satu imbang, akan menjadi modal penting untuk pembangunan stadion baru yang diharapkan siap tahun depan. Sayangnya, stadion tersebut tidak akan siap untuk menjamu Real Madrid, yang dijadwalkan pada Januari nanti.

Dongeng yang Belum Usai

Bagi Brest, keberhasilan ini sudah melampaui ekspektasi awal mereka. Target awal hanya sekadar memenangkan satu pertandingan grup, namun kini mereka berpeluang melaju ke babak sistem gugur. Dengan semangat bajak laut sejati, Brest siap menghadapi siapa pun, termasuk juara Eropa seperti Real Madrid.

Cerita Brest adalah pengingat bahwa sepak bola bukan hanya tentang uang atau nama besar, tetapi juga tentang perjuangan, keberanian, dan keajaiban yang bisa terjadi di lapangan hijau. Brittany mungkin hanya sebuah sudut kecil di peta sepak bola dunia, tetapi berkat Brest, mereka kini berada di sorotan. Siapa tahu, dongeng ini mungkin masih punya bab-bab menakjubkan yang menunggu untuk ditulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline