Lihat ke Halaman Asli

Anjas Permata

TERVERIFIKASI

Master Hypnotherapist

Alternatif Gizi Meningkatkan Imun di Masa Pandemi

Diperbarui: 24 Februari 2021   12:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi memasak ayam | hellosehat.com

Kementan dan BPS melaporkan sampai dengan September 2020 ketersediaan daging ayam dan telur mengalami surplus.

Hal ini mengindikasikan daya konsumsi serta kesadaran masyarakat akan protein masih belum sesuai harapan.

Ayam dan telur adalah sumber protein hewani yang terjangkau harganya, enak rasanya, dan mengandung banyak gizi baik.

Surplus ketersediaan daging ayam jauh lebih besar daripada telur. Sebanyak satu juta ton daging ayam diperkirakan masih suplus. Dan sekitar 48.396 ton telur juga kelebihan.

ketersediaan daging ayam dan telur Indonesia 2020 | agropustaka.id

Kondisi diatas kemudian menjadi anomali ketika Indonesia dinobatkan sebagai negara peringkat ke-5 dunia dalam mengatasi masalah stunting. Padahal sumber protein berlimpah, namun mengapa gizi buruk tetap saja terjadi.

Angka pravelensi stunting di Indonesia memang mengalami penurunan sejak tahun 2013 - 2019. Tahun 2018 UNICEF mencatat di Indonesia sebesar 30% anak dibawah lima tahun mengalami stunting. 

Dua juta anak menderita Severe Acute Malnutrision (SAM) atau malnutrisi akut yang dapat saja mengancam jiwa.

Jika tidak segera diatasi, maka fenomena malnutrisi ini bisa menurunkan kualitas generasi penerus bangsa. Oleh karena itu penting sekali kita memahami kemudian juga menyadarkan orang di sekitar untuk mulai memperhatikan gizi keluarga.

Apalagi di masa pandemi seperti sekarang, kita semua dituntut untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan. Tidak terkecuali dalam hal pemilihan jenis makanan dan minuman yang kita konsumsi.

Hal tersebut bertujuan untuk menjaga serta meningkatkan imunitas sehingga tubuh terhindar dari serangan virus dan bakteri yang merugikan. 

asumsi produksi dan permintaan daging ayam dalam kondisi normal | gardaindonesia.id

produksi dan permintaan daging ayam di masa pandemi | gardaindonesia.id

Berdasarkan data diatas dapat kita lihat perbandingan produksi dan permintaan daging ayam dalam kondisi asumsi normal dengan masa pandemi. Memang sama-sama surplus, tetapi surplus yang terjadi di masa pandemi jauh lebih besar ketimbang asumsi normal.

Kita dapat menyikapi over supply ini dengan dua perspektif.

Pertama, over supply menjadi salah satu indikator bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya protein masih rendah. 

Karena itu diperlukan langkah-langkah guna meningkatkan kesadaran tersebut. Tentunya upaya yang dilakukan seharusnya adalah langkah-langkah strategis tepat sasaran. Mulai dari kampanye makan ayam dan telur melalui media sosial hingga mengadakan pasar murah untuk rakyat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline