Setiap orang pasti memiliki masalah dalam hidupnya. Mulai dari masalah karir, hubungan percintaan, keuangan, kesehatan hingga pendidikan.
Tanpa disadari lingkungan ektsternal menjadi penuh dengan Negative Vibes yakni energi buruk yang secara tidak langsung dapat berpengaruh juga terhadap diri kita.
Sebuah penelitan pernah dilakukan oleh Heartmath Institute di Amerika untuk mengukur medan energi yang dimiliki oleh manusia. Dalam penelitian tersebut para ilmuwan menggunakan sebuah alat bernama Squid Magnetometer yang mampu memetakan dan menggambarkan bentuk energi manusia.
Penelitian ini didasarkan pada kajian tentang biomagnetisme yang dahulu digagas oleh Gerhard Baule dan Richard McFee pada tahun 1963 dari Departement of Electrical Engineering, Syracuse University, New York. Biomagnetisme merupakan fenomena medan magnetik yang dihasilkan oleh organisme hidup.
Squid Magnetometer kemudian mampu mendeteksi medan biomagnetik manusia yang dihasilkan dari jantung. Selanjutnya pada tahun 1970, David Cohen dari MIT bahkan mampu mendeteksi dari aktivitas otak manusia.
Kembali pada penelitian Heartmath Institute, mereka menemukan bahwa medan energi yang dihasilkan dari jantung manusia mampu dideteksi dari jarak sampai dengan 3 kaki atau lebih kurang 1 meter. Medan energi tersebut ternyata tidak hanya disekitar jantung melainkan membungkus diri kita seperti torus.
Medan magnetik atau medan energi manusia tersebut dihasilkan dari getaran (vibrasi) ketika seseorang berpikir dan merasakan. Disadari atau tidak medan energi yang kita miliki bisa sangat berpengaruh kepada orang lain.
Semua manusia memiliki medan energi masing-masing yang saling bersentuhan bahkan saling mempengaruhi ketika berinteraksi. Interaksi antar medan energi itu membentuk kumpulan medan energi yang disebut dengan morphogenetic fields.
Jika ada seseorang memikirkan dan merasakan hal yang negatif, maka dia menghasilkan medan energi negatif. Sebaliknya apabila seseorang sedang memikirkan dan merasakan hal positif, maka dirinya menghasilkan medan energi yang positif pula.
Pada saat kita berinteraksi dengan orang lain dan sedang dalam kondisi negatif artinya kita menjadi pengaruh buruk didalam morphogenetic fileds. Dengan kata lain kita memerikan negative vibes kepada orang lain. Sebaliknya positive vibes akan kita hasilkan ketika dalam kondisi pikiran dan perasaan positif.
Itulah sebabnya Anda yang pernah mengikuti meeting dengan atasan yang sedang marah atau tidak enak hati karena kondisi perusahaan lagi turun, setelah selesai meeting tiba-tiba Anda merasakan tubuh lelah, capek atau kepala pusing padahal bukan Anda yang bermasalah.
Contoh lain ketika Anda mengikuti sebuah seminar tentang pemberdayaan diri untuk meningkatkan motivasi, sepanjang waktu Anda merasa energi semakin bertambah dan badan menjadi segar bukan?