Lihat ke Halaman Asli

Idealisme sang Jurnalis

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Judul Film' : Veronica Guerin

Persembahan : Jerry Bruckeimer Films

Sutradara : Joel Schumacher

Produksi : Touchstone Pictures

Copyright : 2003

Menjadi seorang wartawan atau jurnalis bukanlah perkara yang mudah. Banyak hal yang harus dihadapi melebihi sekedar kegiatan peliputan, yakni tantangan idealisme. Meliput boleh jadi merupakan hobi dan tugas seorang wartawan. Akan tetapi, mampukah seorang wartawan memposisikan ideologi ke-wartawan-an (juga) sebagai hobi dikala tugasnya dibenturkan pada persoalan besar -bahkan ketika harus berhadapan dengan tekanan politis dan ancaman kematian?

Sejarah mencatat, pada tahun 1994 perdagangan narkoba mencapai tingkat tertinggi di Irlandia, 15 ribu orang pakai heroin setiap hari dan pasien termuda di klinik rehabilitasi berusia 14 tahun. Begitulah keterangan dalam film "Veronica Guerin" yang berdurasi sekitar 94 menit itu. Sebuah angka riset yang cukup fantastis dan tragis diangkat dalam sebuah film yang dibintangi oleh Cate Blanchett. Cate memerankan sosok Veronica Guerin, seorang wartawan harian Sunday independent yang dikenal sering menulis berita/artikel tentang skandal Gereja dan politik.

Cerita dimulai sejak Ronie (sapaan akrab Veronica Guerin dalam film tersebut) memutuskan untuk melibatkan diri dalam kasus-kasus kriminal. Dan kasus kriminal yang cukup memprihatinkan serta menggugah karir kewartawanannya adalah sebuah fakta tingginya kasus narkoba di Dublin. Sementara pemerintah -dalam hal ini Polisi- seakan tidak berdaya untuk mengambil langkah penumpasan (baca; penangkapan). Bukan karena tidak tahu, melainkan disebabkan oleh terlalu pintarnya para bandar dan kuli-kuli pengedar narkoba dalam memainkan intrik sehingga dapat menutup jejak hitam mereka secara rapi. Sekalipun sudah nyata dan tampak dalam penglihatan masyarakat umum. Dengan kata lain, tanpa bukti-bukti kongkrit hukum memang menjadi lumpuh dan tidak dapat memainkan peran.

Ronie mengunjungi salah satu tempat rehabilitasi di Dublin sebagai langkah penelusuran awal. Cukup banyak usia remaja disana, usia ideal yang semestinya duduk dibangku sekolah menjadi sosok intelektual agen perubahan bangsa. Ia berusaha menanyakan orang-orang yang ada disana tentang sekelumit fakta kasus narkoba, bisa dikatakan, disinilah "peran baru"nya sebagai wartawan kriminal dimulai. Peran yang menghadapkannya pada sindikat penjahat yang sebenarnya lebih menjadi wiliyah seorang polisi, bukan wartawan atau jurnalis. Begitulah seperti diungkapkan Graham suami Ronie ketika berupaya mengingatkannya.

Kerabat-kerabat Ronie selalu berupaya membujuk agar ia tidak terlalu masuk dalam perkara yang mengancam keselamatan dirinya sendiri. Namun, apalah daya, idealisme sang pemburu fakta sejati seakan menepis konstruksi rasa takut dalam dirinya itu. Dia terus memburu fakta dengan mendatangi orang-orang yang terindikasi terlibat langsung dalam kasus pengedaran narkoba. Bisa dibilang, Ronie berani menjerumuskan diri kedalam lubang buaya. Banyak nama yang ia kantongi dari penelusuran yang dilakukan, diantaranya, Martin Cahill, Gerry Hutch, dan John Giligan. Walau demikian, hingga Martin Cahill terbunuh, Ronie masih belum bisa menunjukkan fakta apapun tentang kasus itu.

Tindakan Ronie ini membuat para gembong narkoba itu gusar. Apalagi ia sedikit demi sedikit mulai mempublikasikan hasil penelusurannya. Hingga suatu ketika, pada saat pesta perayaan malam natal, wartawan wanita kelahiran tahun 1958 itu pun diserang dan ditembak paha kanannya, oleh seorang bertopeng yang menerobos masuk ke kamar sesaat sebelum Ronie bergabung dengan keluarganya diruang pesta bersama keluarga -belakangan diketahui bahwa pelaku penembakan terhadap dirinya adalah orang suruhan Jhony, salah seorang nara sumber Ronie sekaligus kaki tangan bandar narkoba bernama John Giligan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline