Dunia Tosan Aji di Indonesia khususnya masyarakat Jawa telah ada sejak dahulu kala. Keris merupakan salah satu Tosan Aji yang paling banyak diburu. Keris sendiri dari dulu hingga kini eksistensinya tidak pernah pudar hingga kini.
Kegunaan keris sejatinya hanyalah makna simbolik dari sang pemilik. Namun tak jarang juga keris digunakan untuk senjata peperangan. Keris yang sangat melegenda adalah keris buatan Mpu Gandring yang dipesan secara khusus oleh Ken Arok.
Ken Arok merupakan seorang anak hasil perkawinan dewa Brahma dengan seorang manusia bernama Ken Endok. Masa kecil Ken Arok yang hidupnya selalu berpindah-pindah dan diburu pasukan kerajaan Kadiri kelak menjadi seorang raja.
Masa muda Ken Arok suka jahil dan menganiaya oranglain. Karena sebab itulah Ken Arok selalu diburu untuk dibumihanguskan. Untuk mencari perlindungan Ken Arok terus berpindah-pindah tempat tinggal dan diangkat sebagai anak oleh beberapa orang yang merasa iba dengannya.
Singkat cerita hingga pada suatu hari para dewa di Kahyangan mengadakan rapat membahas Ken Arok yang akan dinobatkan menjadi seorang raja di Jawa. Hasil rapat lagi tersebut didengar oleh Ken Arok. Setelah itu para dewa menyuruh Ken Arok supaya diangkat menjadi anak seorang pertapa di daerah timur Kawi. Pertapa tersebut bernama Dang Hyang Lohgawe.
Setelah diangkat menjadi anak angkat Dang Hyang Lohgawe Ken Arok mengabdi pada akuwu Tunggul Ametung. Pada saat mengabdi kepada Tunggul Ametung dirinya melihat betis dari seorang wanita cantik yang tersingkap jaritnya saat turun dari kereta. Pada saat itu juga Ken Arok jatuh hati pada wanita tersebut.
Saat tiba dirumah Ken Arok menanyakan wanita itu pada ayah angkatnya. Lohgawe memberi tahu bahwa wanita tersebut bernama Ken Dedes dan siapapun yang menikahinya akan menjadi raja. Ken Arok berkeinginan menikahinya sementara Ken Dedes adalah istri dari akuwu Tunggul Ametung. Untuk dapat memperistrinya Ken Arok harus membunuh Tunggul Ametung terlebih dahulu.
Kemudian Ken Arok menemui ayah angkatnya di Karuman. Orang itu bernama Bango Samparan, kepadanya Ken Arok meminta restu hendak membunuh Tunggul Ametung. Bango Samparan merestui kehendaknya lalu membawanya pada temannya bernama Mpu Gandring seorang pandai besi yang terkenal keris-keris buatannya. Kepada Mpu Gandring dirinya memesan sebuah keris sakti.
Lima bulan lamanya Ken Arok menunggu kerisnya namun ternyata belum selesai juga. Akhirnya Ken Arok dengan gegabah mengambil keris tersebut. Karena Mpu Gandring melarangnya Ken Arok pun membunuhnya dengan keris tersebut. Sebelum mati Mpu Gandring mengutuk Ken Arok bahwasanya dirinya akan mati juga oleh keris tersebut.
Dengan bergegas Ken Arok menuju ke Tumapel. Sesampainya di Tumapel Ken Arok meminjamkan keris itu pada Kebo Hijo, oleh Kebo Hijo keris itu dipamerkan. Lalu pada malam hari dengan hati-hati Ken Arok mengambil keris tersebut lalu menancapkannya di dada Tunggul Ametung. Keesokan harinya Kebo hijo lah yang dituduh membunuh Tunggul Ametung dan akhirnya dijatuhi hukuman mati.
Singkat cerita Ken Arok berhasil menikahi Ken Dedes yang tengah mengandung anak Tunggul Ametung 3 bulan dan menjadi raja di Singhasari. Anak Tunggul Ametung lahir dan diberi nama Anusapati. Anusapati merasa diperlakukan beda dengan saudara-saudara lainnya. Kemudian dirinya bertanya pada ibundanya mengapa demikan.