Survival kota diawali dengan berangkat dari sekret lawalata di IPB Dramaga sekitar jam 3 pagi. Lalu kami dibagi menjadi 2 mobil untuk menuju kota tujuan. Setelah itu, kami berangkat dengan keadaan mata tertutup slayer. Lalu, ternyata kami dibagi menjadi beberapa regu, yang laki-laki bersurvival sendiri dan yang perempuan berpasangan. Kami semua bersurvival di daerah Sukabumi da saya mendapat tempat di Cibadak. Saya diturunkan dari mobil jam 10 pagi. Saat diturunkan, keadaan saya hanya menggunakan pakaian yang ada dan diberi fotocopy KTM. Saya memulai survival kota ini dengan tanpa menggunakan alas kaki. Setelah ditinggal senior, saya segera bertanya kepada warga kemana arah Kota Sukabumi.
Setelah mengetahui kemana arah Kota Sukabumi, saya menemui pertigaan yang terdapat pangkalan mobil elf jurusan Sukabumi-Bogor. Saya menanyakan berapa tarif kendaraan tersebut, yaitu Rp.25.000,-. Setelah itu saya melanjutkan usaha untuk menuju Kota Sukabumi. Setelah beberapa lama, saya mampir ke masjid di suatu gang untuk istirahat. Setelah istirahat, saya melanjutkan perjalanan, namun karena merasa terlalu jauh, akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke tempat awal sambil mencoba melamar kerja menjadi tukang angkut di toko maupun menjadi pembantu di rumah makan namun itu semua gagal.
Setelah itu saya menuju gang yang mengarah ke pesantren Al-Bayan. Sebelum mencapai Al-Bayan, saya menemukan masjid yang terlihat sepi. Setelah masuk masjid tersebut, ada marbot masjid yang bernama Pak Muhammad. Dan disitu saya meminta izin untuk meminta sandal yang tidak terpakai. Setelah mengobrol dengan Pak Muhammad, saya numpang shalat dzuhur dan setelah itu saya melanjutkan untuk mencari pekerjaan. Saat melamar pekerjaan di suatu rumah makan, saya mendapatkan satu rumah makan yang dimana tahun lalu terdapat MPCA juga yang melamar kerja dan bekerja disana. Namun saya tidak diberi pekerjaan oleh pemiliknya tetapi diberi makan siang dan uang saku Rp.10.000,-. Setelah itu saya menuju pasar Cibadak untuk mencari pekerjaan, namun tidak berhasil.
Sambil menuju masjid Al-Badar, saya mencoba melamar kerja di tempat-tempat makan, namun ditolak. menjeang ashar saya kembali ke masjid untuk istirahat dan menunggu waktu untuk konfirmasi. Saya konfirmasi pukul 4 sore menggunakan HP Pak Muhammad, dan setelah itu saya menjelaskan kegiatan saya dan mengobrol mengenai kehidupan masing-masing. Sekitar jam 5 saya mencoba mencari pekerjaan kembali ke tempat-tempat makan, namun tetap ditolak. Akhirnya saya mengamen dari angkot ke angkot saat jalan di daerah pertigaan sedang macet.
Setelah mengamen selama 2 jam, alhamdulillah saya mendapat uang Rp.26.000,-. Setelah mengamen, saya mengitari daerah Cibadak sambil menuju masjid AL-Badar. Sesampainya saya, saya membeli makan untuk saya dan Pak Muhammad. Saya berencana untuk mencari tumpangan truk pasir pada tengah malam. setelah saya istirahat, saya bangun jam 2 pagi untuk mendapatkan tumpangan, namun tidak berhasil. Saat menunggu, saya mengobrol dengan pemilik warung mengenai truk pasir dan kegiatan saya. Akhirnya pemilik warung tersebut memberi saya ongkos tambahan dan akhirnya saya naik kendaraan elf menuju bogor dan akhirnya sampai di Bogor pukul 4 pagi. Sambil menunggu pukul 2 siang untuk berkumpul, saya istirahat di Masjid raya Bogor dan bertemu teman-teman MPCA yang lain. Setelah hampir jam 2 siang, kami menuju tempat kumpul di Taman Koleksi di IPB Pascasarjana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H