Lihat ke Halaman Asli

Thaufiq Hidayat

Filsafat, Pemikiran Modern, Penalaran

Linguistik: Dasar Hermeneutika

Diperbarui: 28 Oktober 2020   17:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Linguistik satu diantara disiplin pengetahuan manusia yang paling tua. Ini sebab bahasa itu adalah rukun-rukun penting serta mendesak dalam kedatangan konsepsi serta transaksi bisnis pertimbangan dan komunikasi sosial. Berdasar kenyataan ini, bahasa selalu jadi topik serta ranah pembicaraan teoritis beberapa pemikir. Pilologi, beberapa aturan bahasa, makna-makna, serta seni bahasa adalah
analisis-kajian classic bahasa.

Pengetahuan linguistik sendiri kerap disebutkan linguistik umum, berarti pengetahuan linguistik bukan hanya menyelidik satu diantara bahasa saja dan juga tersangkut bahasa untuk biasanya. Sedang linguistik teoretis berisi teori linguistik, yang meliputi beberapa subbidang, seperti pengetahuan mengenai susunan bahasa (grammar atau tata bahasa) serta arti (semantik).

Pengetahuan mengenai tata bahasa mencakup morfologi (pembangunan serta perombakan kata) serta sintaksis (ketentuan yang tentukan bagaimana kalimat dipadukan ke frasa atau kalimat). Disamping itu dalam sisi ini ada fonologi atau pengetahuan mengenai skema bunyi serta unit bunyi yang abstrak, serta fonetik, yang terkait dengan property aktual seperti bunyi bahasa atau serta bunyi non bahasa, serta bagaimana bunyi-bunyi itu dibuat serta didengar.

Dalam zaman kekinian, ada kecondongan-kecenderungan baru di daerah riset bahasa yang berpuncak untuk kedatangan filsafat riset bahasa yang melihat semua pengkajian filosofis itu perlu pergi dari pengamatan linguistik serta manfaatnya.

Untuk bagian lain, hermeneutika bermasalah dengan teks-teks, sesaat bahasa adalah pembentuk text. Dengan begitu, hermeneutika melihat penting beberapa masalah linguistik. Ide ini, terlempar dalam hermeneutika classic serta hermeneutika kekinian, yang terkhusus benar-benar ditegaskan untuk hermeneutika Gadamer.

Menurut Gadamer, bahasa itu tidak cuma selaku tempat pendistribusian pengetahuan, tetapi pembentuk satu pengetahuan. Dengan seperti lain, inti serta intisari pengetahuan itu ialah bahasa. Berdasar ide ini, pengetahuan hermeneutik memiliki jalinan erat dengan linguistik dan cabang-cabang serta cara-metodenya yang bermacam.

Tetapi semasing pengetahuan itu adalah disiplin-disiplin pengetahuan spesifik yang memiliki topik, ranah, cara, serta arah-tujuan spesial. Untuk hakekatnya, dapat disebutkan jika pengetahuan hermeneutik itu ambil faedah
dari pembicaraan linguistik. Begitupun linguistik, terutamanya pengkajian yang merangkum peranan, aturan, serta rangka bahasa, sangat berkaitan dengan pengetahuan hermeneutik, terutamanya implementasi hukum serta aturan bahasa.

Kapabilitas linguistik serta kekuatan mengenali seorang benar-benar tentukan kesuksesan satu interpretasi. Interpretasi meliputi pengetahuan, untuk bikin satu interpretasi harus lebih dulu pahami atau pahami. Jika seorang pahami, karena itu sebetulnya dia sudah lakukan interpretasi dan kebalikannya. Pahami serta interpretasi memunculkan lingkaran hermeneutika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline