Lihat ke Halaman Asli

Thats Maharani JJ

Mahasiswa Prodi Psikologi

Kesadaran akan Kesehatan Mental: Saat Ujian Hidup Terasa Terlalu Berat untuk Ditanggung

Diperbarui: 26 Oktober 2024   15:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pada masa ini, kesadaran akan kesehatan mental sudah semakin berkembang, dan semakin banyak orang yang memahami pentingnya menjaga keseimbangan mental demi kualitas hidup yang baik. Namun, tidak semua orang merasa didengar atau dimengerti dalam perjuangan mereka menghadapi kesulitan hidup yang terus-menerus terjadi. Hidup selalu dipenuhi dengan tantangan, ujian dan permasalahan, rumornya itu tidak akan berhenti sampai akhirnya kita meninggalkan dunia ini, katanya dunia adalah tempat di ujinya manusia untuk melatih kesabaran dan keimanan. Ada kalanya masalah datang silih berganti, sehingga apa yang sering disebut sebagai “ujian hidup” tak lagi terasa sebagai proses pengembangan diri, melainkan beban yang melelahkan dan menyiksa.

Pada dasarnya, kita diajarkan untuk tabah dan percaya bahwa ujian membawa pelajaran. Namun, saat ujian hidup terasa seperti tekanan tanpa henti yang membuat kita kehabisan energi dan harapan, apakah ini masih soal pembelajaran, atau hanya derita yang membebani? Bagi sebagian orang, ujian-ujian itu terasa menumpuk, menghilangkan semangat, dan menyisakan rasa lelah yang amat mendalam. Rasa terpuruk ini sering kali berujung pada kelelahan mental yang begitu dalam hingga mengikis kepercayaan pada diri sendiri.

Menyelamatkan Diri Bukan Tanda Kelemahan

Sering kali, kita lupa bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, karena masalah di mental tidak selalu langsung tampak dari luar. Menjaga keseimbangan mental adalah hak setiap orang, dan ini bukan tanda kelemahan. Justru, menyadari saat kita lelah dan butuh bantuan adalah langkah bijaksana dalam menghadapi kehidupan yang penuh tantangan. Jika ujian hidup hanya membuat kita menderita, maka perlu dipertimbangkan apakah wajar kita terus bertahan tanpa dukungan, atau justru sebaiknya kita mulai mencari pertolongan.

Dalam situasi di mana hari-hari terasa seperti rangkaian penderitaan, adalah penting bagi kita untuk mengakui bahwa tak semua masalah harus dihadapi sendirian. Setiap orang berhak untuk merasa didukung, didengarkan, dan mendapatkan bantuan dari lingkungan sekitar. Membangun kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental bukan hanya soal menerima kesulitan, tetapi juga soal mengizinkan diri kita untuk beristirahat ketika dibutuhkan.

Mengubah Persepsi Tentang Ujian Hidup: Istirahat adalah Hak

Menghadapi cobaan memang membutuhkan ketangguhan, tetapi tidak ada salahnya untuk berhenti sejenak dan mencari bantuan ahli ketika kita merasa sudah sangat kewalahan. Menjaga kesehatan mental berarti memahami batasan diri, bukan terus-menerus memaksa untuk kuat hingga mengorbankan kesejahteraan jiwa. Berhenti bukan berarti gagal, melainkan sebuah pengingat bahwa kita adalah manusia yang memiliki batas. mencari bantuan ahli bukan berarti kita lemah, menyerah atau pun gagal dalam menghadapi ujian kehidupan, tetapi salah satu sikap untuk tetap bertahan sampai akhir.

Dalam banyak tradisi spiritual, kekuatan terbesar bukan hanya soal bertahan tanpa batas, melainkan soal memahami diri, menerima keterbatasan, dan tidak takut untuk mencari dukungan. Jika kita percaya ujian adalah bagian dari hidup, maka istirahat dan pemulihan juga harus dilihat sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari perjuangan untuk bertahan.

Penutup: Merangkul Diri dengan Kasih

Kita semua pantas memiliki hidup yang bermakna tanpa tenggelam dalam penderitaan yang tak kunjung berakhir. Dengan merangkul kesadaran kesehatan mental, kita memberi ruang bagi diri sendiri untuk memaknai hidup tanpa harus menyimpan rasa sakit yang menguras energi. Hidup bukan hanya soal bertahan di tengah cobaan, tetapi juga soal memberi diri kita kesempatan untuk merasakan kedamaian, rasa syukur, dan kebahagiaan yang sejati, untuk tetap hidup dan mampu hidup dengan sepenuhnya, untuk menjalani ke hidupan diiringi dengan kebermaknaan setiap harinya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline