Lihat ke Halaman Asli

Tharob Claris

Mahasiswa

## Literasi di Maluku: Antara Harapan dan Kontroversi

Diperbarui: 3 Desember 2024   18:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Literasi/(Sumber:Freepik.com))

Di era modern, literasi menjadi kunci utama dalam menghadapi arus informasi yang deras. Kemampuan membaca, menulis, dan memahami informasi menjadi modal penting untuk meraih kesuksesan dan kemajuan. Namun, di Provinsi Maluku, kondisi literasi masih menjadi isu yang kompleks dan penuh kontroversi.

Data statistik menunjukkan bahwa tingkat literasi di Maluku masih tergolong rendah dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Hal ini menjadi bukti bahwa masih banyak tantangan yang harus diatasi untuk meningkatkan literasi di Maluku.

(Kurang minat literasi/(Sumber: Freepik.com))

Salah satu kontroversi yang muncul adalah rendahnya minat baca di kalangan anak muda. Di tengah gempuran teknologi dan media sosial, buku dan bacaan seringkali terlupakan. Kurangnya akses terhadap buku dan sumber belajar juga menjadi kendala. Perpustakaan yang memadai dan program literasi yang efektif masih menjadi mimpi bagi sebagian besar masyarakat di Maluku.

Kontroversi lainnya adalah kurangnya dukungan dari pemerintah dan masyarakat. Program literasi yang ada seringkali tidak berkelanjutan dan kurang terstruktur. Kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan literasi juga menjadi faktor penghambat.

Namun, di tengah kontroversi dan tantangan, masih ada harapan untuk masa depan literasi di Maluku. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan literasi, seperti program literasi yang digagas oleh pemerintah dan organisasi masyarakat. Inisiatif dari para pendidik dan orang tua untuk menumbuhkan minat baca juga patut diapresiasi. Peningkatan akses terhadap buku dan sumber belajar melalui perpustakaan dan internet juga menjadi langkah positif.

Lantas bagaimana solusinya ?

(Solusi/(Sumber: Freepik.com))

Pertama, pemerintah harus serius dalam meningkatkan anggaran untuk perpustakaan dan menyediakan buku-buku berkualitas dengan harga terjangkau di Maluku. Kedua, pendidikan harus lebih fokus pada pengembangan minat baca dan literasi. Kurikulum harus dirancang dengan lebih kreatif dan menarik, sehingga anak-anak Provinsi Maluku termotivasi untuk membaca.

Ketiga, peran orang tua dan masyarakat sangat penting dalam menumbuhkan minat baca. Dorong anak-anak untuk membaca sejak dini, ciptakan lingkungan yang kondusif untuk membaca, dan jadikan membaca sebagai kebiasaan.

(Walang Baca/(Sumber: TerasMaluku.com))

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline