Lihat ke Halaman Asli

Ijo Royo-Royo, Pesan Lingkungan Hidup dari Goespoer Lewat Wayang Daun yang Menawan

Diperbarui: 21 Juni 2024   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Goespoer

Goespoer, seorang seniman kondang sekaligus guru besar di UNS, punya cara unik memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024. Beliau menggelar pertunjukan wayang daun (godhong) dengan lakon "Ijo Royo-Royo" di Tol Kahyangan Wonolelo, Magelang. Lokasi ini dipilih bukan tanpa alasan, pemandangan alamnya yang indah dengan hamparan sawah hijau mencerminkan kesuburan dan kemakmuran yang jadi inti lakon wayang tersebut.

Lakon "Ijo Royo-Royo" sendiri merupakan persembahan rasa syukur atas karunia Tuhan berupa kesuburan dan kemakmuran bagi manusia. Goespoer, yang dikenal berani dalam mengekspresikan seni, mengajak penonton merenung tentang hubungan manusia dengan alam melalui pertunjukan ini.

Dokumentasi Goespoer

Wayang godhong sendiri memiliki makna mendalam bagi Goespoer. Beliau memaknai karakteristik daun yang selalu menghadap ke atas, seakan seperti tangan menengadah untuk berdoa, yang dalam bahasa Jawa disebut 'nyadhong'. Akar, atau 'oyot' dalam bahasa Jawa, dimaknai sebagai 'ayat', pedoman hidup manusia. Seperti daun yang selalu berzikir dihembus angin, manusia pun diajak untuk selalu mengingat Tuhan dalam setiap langkahnya.

Uniknya, pertunjukan wayang godhong ini tak hanya menampilkan keindahan visual, tapi juga menggabungkan unsur spiritualitas, seni, dan tarian yang sarat emosi. Goespoer tidak mengubah daun menjadi tokoh-tokoh wayang atau mengambil cerita pewayangan tertentu. Beliau justru mengangkat isu-isu terkini dan menyesuaikannya dengan karakter setiap daun, menciptakan cerita baru untuk setiap pentas. Dengan cara ini, Goespoer ingin menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan di tengah modernisasi yang terus berlangsung.

Dokumentasi Goespoer

Harapannya, pertunjukan ini dapat memperluas wawasan lokal tentang kedekatan manusia dengan alam. Lewat harmonisasi dzikir, seni, dan tarian, penonton diajak merasakan keakraban dengan lingkungan dan termotivasi untuk ikut melestarikannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline