Niat membeli sepeda ontel di pending sementara. Salah tiga sebab harga. Selain itu niat membeli separuh hati.
Pasalnya ketika membetulkan plat nomor motor ditukang sepeda terlihat si sepeda tua. Sepeda tua itu terikat rantai bersama sepeda modern lainnya di pinggir jalan dukuh brapa.
Sebenarnya pengen juga olahraga spedaan. Melihat pengowes hilir mudik di depan rumah koq enak juga tampaknya. Ada 2 speda dirumah tapi tak cocok dengan tubuh awak nan tambun.
Itulah sebabnya iseng iseng tanya harga sepeda tua.
"1 juta oom"
Jawab si mbah tukang betulin sepeda
[ala mak gue dipanggil Oom, gegara penampilan pakai jeans belel dan kaos merah]
" ini sepeda kalau ketahuan maniak kolektor sepeda kuno pasti brani bayar jutaaan"7
Si mbah entah promosi entah apa, awak mengangguk ngangguk kepala. Percaya betul perilaku kolektor, harga tidak menjadi masalah yang penting barang itu benar benar asli kuno. Ada nomor registras. Goresan tahun dan peneng segala macam untuk membuktikan sepeda di produksi zaman baheula.
Awak pikir tiga kali antara membawa pulang sepeda ontel atau menunda. Menunda dlam artian konsultasi dulu soal sepeda kuno kepada ahlinya. Secara fisik sepeda kuno awak taksir paling mahal 250.000 perak. Namun bersebab tersemat sejenis barang antieq maka harga tawar naik 4 x lipat.
oh Ya, sobat. Di masa pandemi covid 19 ber gowes ria kini menjadi trend. Tentu bersepeda tetap pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan. Hari libur ramai warga bersepeda rombongan. Emak emak, putri putri dan juga so pasti bapak bapak serentak mengayuh sepeda dimana mana.