Jumat 21 Agustus 2020 lapangan tenis selalu siap tetapi belum tentu pemain. Itulah yang terjadi pada hari libur bersama. Libur hari kejepit lebih banyak dimanfaatkan warga keluar kota.
Lumayan 4 hari tidak masuk kerja mencari angin. Masuk saya mencari udara sega. Hari libur Nasional Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 Hijriah., lanjut Jum'at hari kejepit, Sabtu dan Ahad liburan week end.
Bagi kami penggemar mania tennis hari libur digunakan untuk silaturahim. Silaturahim di lapangan tenis kenapa tidak, berkeringat berbonus badan sehat dan murah meriah tanpa biaya. Hari itu baru ada 3 pemain. Mungkin teman teman kecapean bersebab hari Kamis juga main.
Manalah bisa main hanya 3 orang. Kurang satu kata Om Victor koordinator tennis Club BHP. Biasanya hari hari begini paling tidak ada 6 pemain. Mas Sugiharto menulis status di Whats Apps. Sementara awak langsung telepon satu persatu teman agar segera hadir mencukupi menjadi 4.
Hari beranjak siang. Pukul 07,15 kami belum juga bermain. Hanya pukul pukulan pemanasan, cape jua. gagal neh berkringat. Diulangai lagi telepon. Pak Hamid berhalanagn katanya kaki sakit. Mas Dekon sedang ada di Cibubur. Mas Yayok di Kelapa dua Brimob. Mas Yuswardi ada urusan keluarga. Pak Marno agak sombong dia malah masin dengan grop jasa marga.
Kami bertiga mencari altrnatif agar tetap bisa main tenis. Alternatif pertama bergabung main di lapangan tennis Taman Mini Indonesia Indah. Pilihan ke dua ke Persada Eksekutif Club Halim. Setelah dihitung bolak balik disamping hari pendek, Jum'at maka dipurtuskan pulang saja.
Tiba tiba awak teringat Mas Paiman. seorang pelatih tennis. profesional. Di WA tak dijawab. Waduh kemana dan dimana beliau. Hampir putus asa. Tetapi tiba tiba HP berdering. Mas Paiman call. Singkat kata awak sedikit memaksa "datang ke BHP" Bisa ngak lebih cepat 15 menit dari Pasar Minggu.
Sebenarnya Mas paiman punya jadwal lanjut ke Taman Mini bergabung dengan klub disana. Awak memprovokasi , berpahala besar kalau menggenapkan bermain di BHP. Sedekah tennis. Selain itu Amalia Putri awak bisa juga berlatih. Akhirnya Mas Paiman tiba, betapa riangnya Mas Sugiharto dan Om Victor, Ternyata bisa juga berkeringat benaran setelah tadi hampir bekeringat dingin karena kuatir tak olahraga.
Awak mengirim khabar ke Amel. Latihan Yuk, ada Mas Paiman. Belum ada jawaban. Berpasanganlah awak dengan sang pelatih melawan Mas Sugiharto dan Om Victor. Set pertama kami dapat 4 lawan 6. Istirahat sejenak mengejar waktyu ke Shalat jumat. Main di set ke dua bersebab awak kelelahan kami hanya dapat 1 lawan 6.
Alhamdulillah biar kalah, tetapi berkeringat. Artinya tidak sia sia datang ke lapangan. Amalia tiba di lapangan bersepeda. Mas Paiman istirahat sejenak, kemudian langsung melatih Amel. Masih ada waktu satu jam sebelum menegakkan shalat Jum'at.
Inilah kisa hari terjepit. Untunglah hati tak sempit. Bisa juga berkeringat walaupun dengan perjuangan kesabaran menunggu teman nan tak kunjung datang. Amalia menurut Pelatih suah cukup bagus drive fore hand. Sudah dilatih 4 kali, mudah mudahan bisa segera pandai bermain tenis untuk memanfaatkan lapangan tennis di kantornya.