Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Dahlan

Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Gelegar Puisi Kemerdekaan

Diperbarui: 19 Agustus 2020   02:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membaca Puisi Kemerdekaan

Peringatan Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2020 meninggalkan kesan istimewa. Kenapa istimewa tentu ada hal hal yang diluar dugaan.  Peristiwa tak terduga ketika Bapak Adityawarman Ketua RW 06 Kelurahan Dukuh meminta awak membaca puisi ([Puisi Kemerdekaan] "Republik" BHP).

Wah surprise juga neh. Membaca puisi diacara resmi kenegaraan "republik" BHP merupakan suatu kehormatan. Bersebab permintaan membaca puisi termasuk tiba tiba maka awak perlu menguatkan kaki agar tidak gemetar.  

Itulah sebabnya meminta Bu Maria mendampingi membaca Puisi.  Alhamdulillah sesamo wong kito galo berkenan. Jadilah  kami latihan singkat dalam artian membagi tugas bait mana yang akan dibaca bergantian.

Nasi Tumpeng siap disantap setelah detik detik proklamasi | dok bhp

Entah perasaan apa merasuk jiwa. Tiba-tiba semangat itu muncul. Nada dan intonasi suara sedikit tergetar ketika membaca puisi. Mungkin karena ini puisi karya sendiri sehingga ruh serta merta merebak dada. Demikian pula Bu Maria yang juga Ketua RT terhanyut dalam suasana perjuangan kemerdekaan. 

Tepuk rangan hadirin menyadarkan kami berdua bahwa puisi telah selesai ditembangkan. Bisa jadi inilah pertama kali awak membaca puisi didepan umum. Selama ini puisi karya TD  seperti Pancasila Tercabik Cabik dibaca oleh para seniman. Demikian pula Puisi Preman Tobat .  Anda bisa mencarinya di google.com  

Sebenarnya ada satu kegiatan lagi di hari Senin 17 Agustus 2020. Bersama teman teman Tennis Club BHP dihari kemerdekaan 75  kami raya kan dengan syukuran potong nasi tumpeng. Sembari menunggu waktu pukul 10.17 detik detik proklamasi kami bermain tennis. Nasi tumpeng sedang diambil Mas Sugiharto dan Bang Rosid di Asrama Polisi Komseko.

Kaos dan Training Spack serta Masker Merah Putih | dok bhp

Bersyukur diberi nikmat kesehatan sehingga diusia senja diatas 60 tahun masih bisa menepok bola. Kecuali Bang  Yuswardi, rata rata anggota Tennis Club BHP lansia lebih banyak niat silaturahim ketika hadir di lapangan tennis. Juga menikmati makanan yang selalu saja tersedia sumbangan petennis mania.

Hadir Om Victor, dr Wim, Mas Bagyo, Pak Marno, Pak Purwadi, Mas Yayok  Bang Yuswardi, Pak Wiyono. Mas Sugiarto Bang Rosid. Sedangkan awak dan Haji Hamid mondar mandir di acara republik BHP

Nah sekarang bicara dress code.  Panitia Kemerdekaan "republik" BHP meminta warga mengenakan seragam merah putih. Jangan terbalik itu bendera Polandia. Baju / kaos merah dan celana atau trainning spak putih. Bersibuklah mengaduk- ngaduk lemari, dimana dikau seragam merah putih.

Ternyata celana putih sudah lusuh sedangkan kaos merah boleh dibilang stock cukup banyak. Untunglah Isteri tercinta sigap. H - 1 bersegera ke pasar tradisional Kramatjati membeli training spack putih. Dapat dan murah dengan kualitas lumayan bagus  kata Mas Purwadi.

Jadi lengkap sebagian besar warga peserta upacara mengenakan seragam bendera. Dan masker pun mengikuti selera merah putih.  Memang pandemi covid 19 membuat rakyat menyesuaikan diri tanpa daya. Ibu Maria berseloroh. "kita ini tinggal digerek saja" hahahaha.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline