Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Dahlan

TERVERIFIKASI

Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Sabar Ya, Pak Boss

Diperbarui: 26 Juli 2020   21:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. Tenor

Ilmu Pengetahuan  Manajemen terdapat pembagian kedudukan. Disana ada posisi Bapak Buah dan Anak Buah.  Apabila saat ini sobat berada di posisi anak buah (karyawan)  pertama kali harus memposisikan diri sebagai anak buah sejati.  Apapun dan bagaimanapun  kondisi perkerjaan sobat sesungguhnya posisi sebagai  anak buah itu adalah sebuah jabatan terhormat. 

Mulai dari sini dulu deh sebelum menjabat Bapak Buah(BOSS). Hukum alam mengatakan begitu, dimana jenjang karier dimulai dari bawah.  Tidak ada pekerja yang lansung menjadi boss, kecuali perusahaan itu milik orang tua sendiri. Terkadang sobat menghadapi atau diperintahkan melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kompetensi anda. So,. kalau terpaksa atau dipaksa mengerjakan tugas tersebut (biasanya di birokrasi), maka kerjakan dengan sepenuh hati. 

Pelajari dengan seksama bagaimana anda bisa menyelesaikann tugas itu dengan baik tentu diawali dengan (mencoba) menyenangi  pekerjaan.  Seandainya sobat ngedumel berkepanjangan maka hal itu akan menyusahkan diri anda sendiri dan tentunya si boss mulai memberikan nilai negatif kepada anda. 3 Jurus By the way sebelum naik bus way ada 3 kiat / jurus sukses dalam bekerja versi TD.

Pengalaman selama lebih 30 tahun mengabdi di birokrasi hanya ada 3 kalimat yang awak ucapkan ketika di panggil si Boss ke ruang kantornya: 

1. Siap salah kumendan,

2. Mohon arahan boss,

3. Siap laksanakan Pak,

Menjabat posisi anak buah memang harus memiliki kesabaran sebanyak bulu di badan. Walaupun kita yaqin haqqul yakin  benar melakukan tugas namun bila kumendan mengatakan salah maka keluarkan jurus 1 : Siap salah kumendan. Jangan menentang Boss. Komandan memang di beri tunjangan jabatan yang lebih tinggi dari anak buah, karena salah satu job description Tunjab itu adalah untuk memarahi anak buah.

Memang sih kemarahan itu tidak sama dengan kewibawaan,  tetapi kemarahan melekat pada diri si Boss.  Setelah mengaku salah (walau terpaksa), maka keluarkan jurus kedua : Mohon arahan boss. Boss yang tadinya marah besar akan mulai kelihatan tenang. 

Beliau merasa dirinya di agung agung kan (di hormati ) sehingga keluarlah arahan (sebenarnya perintah).  Dengarkan baik baik jangan menyanggah biarkan beliau menyelesaikan perintah itu dengan sempurna. Posisikan bahasa tubuh sobat seolah anda sangat kagum atas arahan komandan tersebut, sesekali ucapkan oh oh oh, luar biasa dan lain lain pujian.

Nah perhatikan raut wajah komandan, dia mulai tersenyum.  Sukseskan kiat awak. Selanjutnya setelah mendengar arahan tuntaskan penghadapan sobat kepada beliau dengan ucapan Siap laksanakan Pak,

Inilah jurus ke - 3. Pastikan ketika mengucapkan kalimat itu sampaikan dengan suara keras dan tegas dan sikap sempurna pakai hormat grak, atau tabek tuan kata orang melayu.  Boss sekarang mempunyai nilai positif kepada anda.  Kini beliau sudah senang melihat sikap anak buahnya yang penurut menurut versi nya. 

Tetapi agar anda tidak merasa tersinggung dengan ssikap si Boss bolehlah pakai istilah loyalitas atau dedikasi'.  Boss never wrong Alhamdulillah, awak survive ketika menghadapi si Boss.  Segarang atau se bengis apapun sang komandan, namun  ketika anak buah mengucapkan 3 kalimat sakti itu kemarahan si Boss bisa diredam  .  Sobat  tentu sudah sering bukan mendengar paradiqma Boss dan anak buah. 

Baik kita ulangi lagi 2 pasal populer itu dalam kancah ilmiah manajemen :

1. Boss tidak pernah salah (Boss never wrong) 

2. Kalau Boss salah maka kembali ke pasal -- 1

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline