Apa guna nama diberikan kepada setiap manusia ketika dia dilahirkan. Ayah Bunda jauh jauh hari sudah menyiapkan nama paling bagus untuk ananda tercinta. Entah yang lahir nanti anak lelaki atau wanita, dua dua nama sudah disiapkan. Demikian pula untuk siana kembar.
Jadi jangan pula meremehkan nama dengan istilah apalah artinya sebuah nama. Sesungguhnya nama itu adalah doa. Bagi setiap orang dipanggil dengan nama lengkap maka secara otomatis itulah doa keselamatan untuknya.
Oleh karena itu baik baiklah memberi nama anak. Bagi pasangan milineal sekarang khususnya yang ber Agama islam mereka menyiapkan nama yang diambil dari Kitab Suci Al Qur'an.
Malahan pasangan muda itu mencari dari buku buku yang khusus berisikan nama nama baik untuk putra dan putri. Kesepakatan suami istri memberi nama bisa jadi nama anak merupakan gabungan dari nama mereka.
Pada kesempatan ini awak tak hendak membahas perihal nama secara mendalam Justru nan akan ditampilan adalah julukan, sebutan atau panggilan untuk seseorang dalam kehidupan pergaulan sehari hari.
Bisa jadi seorang warga negara walaupun hanya punya satu nama namun julukan kepada dirinya bisa melebihi angka 10. Tentu saja banyak sedikitnya sebutan panggilan itu sangat bergantung seberapa banyak pula peran si pergaulan.
Peran itu bisa di keluarga, masyarakat dan komunitas pekerjaan, pendidikan atau organisasi. Artinya julukan dapat dipastikan berbeda beda dari setiap komunitas. Sebutan kepada seseorang diberikan atas kesepakatan komunitas. San tentu siempunya nama asli berkenan atau setuju di juluki dengan label tersebut
Sebagai contoh di keluarga seorang lelaki dalam kapasitas kepala keluarga bisa dipanggil Bapak, babe, Ayah, Abi, Papa, Papi atau nama lain sesuai dengan tradisi disuatu daerah. Ibu rumah tangga demikian pula bisa saja di panggil, Ibu, mamak, emak, nyak, mbok e, mami dan lain sebagainya.
Alhamdulillah di usai 70 tahun pada hitungan Almanak Hijriah (14 Syawal 1441 H) awak ingin pula meng inventarisasi sebutan yang diberikan teman teman sepergaulan. Nah ini dia julukan itu
- Papa
- TD
- Sutan Sati
- Uda
- Angku
- Datuk
- Kakek
- The old soldier
- Aska Tak Begune
- Purnawirawan
- Satgas JD
- Retired
- Jurnalis
- Kompasianer
- Pak Kombes
- Pak Polisi
- Guru
- Dosen
- Papa Uda
- Pak Etek
- Pak Tuo
- Khadimullah
- Marboot Masjid
- Pak Katua
- Budak Jambi
- Sedulur
- Juru Bicara
- Saksi Nikah
- Sang Pujangga
- Pembuat Pantun
- Penulis
- Penerbit Buku
- Sang Penyair
- Anak Dalam
- Pak Haji
- Admin WA
Diantara gelar sebutan panggilan tersebut yang sering awak pakai adalah TD. Nama singkatan Thamrin Dahlan ini selalu melekat pada setiap artikel yang ditulis di media sosial. Sedangkan sebutan panggilan selain TD dipakai teman teman sesuai dengan komunitas.
Misalnya sebagai penulis di kompasiana.com, kami saling memanggil dengan sebutan kompasianer. Demikian pula di sarana peribadatan panggilan Pak Haji tampaknya sudah melekat. Teman teman di Alumni Pasca Sarjana Universitas Indonesia malah menyebut awak sebagai pujangga, hahaha