ibadah Puasa bagi Mukidi adalah proses meng install kembali kehidupan. Jiwa dan raga wajib dibersihkan di bulan suci Ramadhan bersama kawan kawan. Allah SWT Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tak pilih kasih menyediakan waktu sebulan untuk istirahat.
Sebelas bulan manusia litak bekerja, litak mencari rezeki, litak berpolitik dan segalam macan kesibukan dunia. Kini umat Islam baligh di beri kesempatan "masuk bengkel turun mesin"
Itulah sebabnya Mukidi konsentrasi beribadah gass poll bahkan sejak bulan Sya'ban. Perlu persiapan memasuki bukan suci, paling tidak mengurangi kepadatan kegiatan konsultasi politik. Memang ituah profesi Mukidi sejak terkenal di dunia jagat sebagai orang aneh bin lucu ibnu lugu.
Dia tidak berpihak kepada golongan manapun, tidak menjadi anggota partai apapun. Independent murni bersebab berpihak kepada kebenaran nalarnya. Bisa jadi Mukidi sealiran dan sepaham dengan Rocky Gerung yang acap men-dungu-kan oknum politikus.
Nah, kini ada persoalan. Pandemi covid 19 melarang warga mudik tetapi membolehkan pulang ampong. Mukidi tidak mau mempersoalkan apa beda mudik dan pulang kampong seperti viral di media sosial beberapa pekan lalu. Sebagai orang udik maka hak mudik melekat pada diri manusia bernama Mukidi bin Mukzizat.
dok gelora.news
Sejak merantau ke Ibukota puluhan tahun lalu prosesi mudik adalah wajib hukumnya. Sejatinya mudik adalah wajud dari rasa syukur dan rendah hati bahwa perjalanan hidup selama setahun kebelakang wajib dilaporkan. Pelaporan tahunan bukan untuk siapa siapa, hanya khusus bagi kedua orang tua kandung terutama si Mbok yang rajin mendoakan anak anaknya dirantau.
Bagaimana mensiasati agar bisa mudik tetapi tidak melanggar peraturan Pemerintah berkuasa. Bukan Mukidi kalau tidak bisa mencari jalan keluar. Dia sangat berpengalaman memecahkan persoalan orang yang berkonsultasi politik, masa' persoalan mudik tidak bisa diselesaikan dengan ujung win win solution
Membaca berita pagi Mukdi merasa trenyuh menyaksikan warga mudik harus ngunmpet ngumpet di truk container. Tidak boleh juga disalahkan semangat mudik namun hendaknya pemerintah berkuasa mencari asal muasal sosial budaya mudik dari rekam jejak para perantau. Rasa iba Mukidi terhempas seketika, diia sempat meneteskan air mata dan sedikit terisak mengapa hal ini bisa terjadi sampai sampai meng sensarakan rakyat kecil.
Mudik must go on. Hari ke 11 puasa Ramadhan 1441 Mukidi telah menyelesaikan proposal mudik 2020. Proposal itu rinci sekali menyangkut persiapan mulai dari cara berangkat, dana yang tersedia, kemanan, ketertiban, tidak melanmggar aturan serta sejumput doa diakhir paragraf.
Sehari semalam proposal di ketik rapi 7 halaman. Bukan mau diserahkan kepada Pak Lurah dalam rangka minta surat keterangan izin mudik teapi hanya untuk kepentingan pribadi saja. Syukur syukur seandainya mudik berhasil tanpa hambatan dan halangan proposal itu bisa disyiarkan di media sosial dengan harapan bisa digunakan rakyat yang senasib.