dokpri
- Dari zona rawan ke zona aman
- Jangan hijrah sendiri ajaklah teman
- Ini korona bukan sembarang virus, kawan
- Jagalah diri dan lingkungan dari penularan
Selasa 17 Maret 2020 merupakan hari ke 2 warga Jakarta di rumahkan dari rencana 14 hari karantina lokal. It's oke no problem demi kesehatan dan keselamatan kita semua. Berada di di rumah bukan berarti harus diam termanggu nonton tv dan tidur tiduran.
Inilah kesempatan mengisi waktu luang untuk berolaharaga, menata rumah dan lain lain kegiatan guna mengisi waktu yang selama ini dilakukan di tempat pekerjaan. Beserta istri pukul 06.30 menyelusuri komplek perumahan Bumi Harapan Permai (BHP). Cuaca sangat cerah sinar matahari tampak garang menghangati muka bumi.
Warga BHP dan sekitarnya cukup ramai memanfaatkan suasana terang benderang tidak hujan. Ada warga yang berjalan cepat, berlari, naik sepeda dan ada pula jalan santai berpegangan tangan sambil ngobrol. Tampak santai menikmati "hari libur" nan tiada disangka sangka.
Rute jalan kaki kali ini diambil agak jauhan dari rute biasa. Memutar ke arah kanan rumah dengan tujuan jarak tempuh lebih panjang. Ketika melewati RT 04 bersua dengan ibu Jarot dan beberapa kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik).
"Hari ini ada kegiatan fogging"
Demikian penjelasan Ibu Pembina yang khusus bertugas mencegah terjangkitnya penyakit Demam Berdarah. Tampak di rumah Pak RT sudah disiapkan sarapan pagi untuk para petugas penyemprot asap dari Kelurahan Dukuh Jakarta Timur.
Olahraga jalan kaki dilanjutkann karena baru separuh jalan. Tubuh sudah mulai panas dalam artian peluh membasahi kaos. Melewati SD tampak sepi. memang betul selama 2 pekan anak sekolah diliburkan. Biasanya di depan SD ramai sekali. Emak emak dan tukan ojek berkerumun menunggu anak yang akan diantar pulang kerumah..
Itulah kebijakan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta memutuskan liburan guna menahan atau menghambat penularan virus karona. Orang tua sudah paham apa yang akan dilakukan untuk melindungi kelaurga dari berbagai penyalkit. Oleh karena itu mendampingi anak selama dirumah adalah bentuk kasih sayang sepanjang jalan.
Masjid Baiturrahman di kawasan BHP memasang 2 spanduk besar. Spanduk tersebut berupa himbauan kepada para jamaah bagaimana sikap atau pola tindak yang perlu dilakukan selama berada di baitullah. Anjuran itu sebenarnya lebih dulu dilaksanakan sebelum keluar Fatwa Majelis Ulama Indonesia terkait virus korona.
Salah satu anjuran itu adalah agar membawa sajadah dari rumah. Kerika merasa batuk batuk wajib mulut ditutup dan memakai masker. Bersalam salaman selesai Shalat yang selama ini merupakan tradisi antar jamaah dengan imam tampaknya di hentikan dulu. Tetap saja ke shalat ke masjid asalkan mengikuti aturan yang telah disepakati untuk kemaslahatan bersama.
Segala upaya telah dilakukan masyarakat sebagai bentuk peduli melawan conviq 19. Kesadaran dan kebersamaan itu memang perlu ditingkatkan agar penyebaran virus ini bisa dihindari. Tetap produktif dimasa karantina ini. Mengurangi kegiatan terutama di tempat keramaian. Kalau tidak terlalu urgent sekali sebaiknya ditunda sampai kondisi normal kembali.