Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Dahlan

TERVERIFIKASI

Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Puisi | Bersesakan

Diperbarui: 8 Desember 2019   21:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 

Senja kala diperbatasan kota
Menyeruak tepian blantara manusia
Sesak tak bersela
Nyaris saling berlaga

Matahari tampak tak peduli
Dia tenggelan di ufuk bumi
Sementara sang bulan jemu menampakkan diri
Biarkan saja lalu lalang kesana kemari
Manusia tak punya tujuan pasti

Beginikah tanda akhir zaman
Berkeliaran seperti singa kelaparan
mencari mangsa ntuk diterkam

Jantan betina bersentuhan
Bersesakan bertabrakan tak terhindarkan
Sungguh sesak tak ada lagi ruang

Bencana alam
Musibah berkepanjangan
Banjir bah meluap bukan kepalang
Gempa berurutan
Gunung meraung kepanasan
Kebakaran hutan tak berselang

Baiklah sang alam
Itukah unjuk rasa temaram
Percuma percuna melawan
Manusia tetap kelayapan
Serampangan
Berebut nafas tersesakkan

Dan ada yang jatuh, tewas
Terlindas bukan tertindas
Krna semua penindas menindas
Tidak jelas siapa lawan siapa kawan lawas

Inikah petanda akhir zaman
Ketika kelakuan merenda keserakahan
Merajalela tak terbantahkan
Mereka kak peduli nasehat alam
Politik dinasti mengeksekusi kekuasaan

Sementara itu alam semakin kelam
Ya sudahlah semua jelas terpampang
Hukum rimba menghujam
Siapa kuat dia menang
Dan rakyat menjadi langganan
Tujuh generasi berselang
Dipaksa kelaparan

SalamsalamaN

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline