Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Dahlan

TERVERIFIKASI

Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Ketika Bapak Ali Muchtar Ngabalin Tersipu-sipu

Diperbarui: 9 Oktober 2019   15:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi tv one

Catatan Budaya Thamrin Dahlan

Setiap Selasa malam perhatian tertumpah ke stasiun TV One. Datuk Karni Ilyas presenter gaek nan kondang mampu menyedot (dengan caranya sendiri) perhatian khalayak di acara Indonesia Lawyer Club ( (ILC).

Kalau muu mengikuti atau katakanlah melihat pembahasan hangat terkait situasi nasional tontonlah ILC. Ada juga perbincangan versi Mata Nazwa dan Rossi namun tampaknya Karni Ilyas melalui suara serak serak basah masih terdepan.

Selasa 8 Oktober 2019 mulai pukul 20.00 selama 240 menit (plus durasi iklan) tontonan ILC bolehlah diikuti sampai selesai. Pasalnya Sang Datuk (meminjam sebutan Efendi Gazali) mengemas acara secara apik. Apik dalam artian nara sumber relevan dengan topik pembahasan kemudian ritme acara diatur sedemikian rupa sehingga tidak membosankan.

Awak tak hendak ikut ikutan membahas Buzzer atau apalah namanya. Tulisan ini lebih kepada genre humaniora dengan pendekatan budaya (cultur oriented) yakni menyaksikan dengan seksama pola komunikasi para narsum.

Satu hal yang menarik adalah kehadiran sosok Bapak Ali Muchtar Ngabalin. Seperti juga Rocky Gerung (sayang tak hadir) sosok selebrita ini termasuk kategori unik untuk ditelisik.

Awak tak hendak membahas lebih jauh satu persatu narsum tetapi Ustazd Haikal Hasan ada benarnya juga ketika mengkritik Datuk Karni Ilyas. Intinya ILC diminta berimbang menayangkan video agar pemirsa mendapat informasi lengkap khusus soal buzzer. Kritik di terima tayangan video harapan Ustazd muncul di layar TV One.

Menjelang pergantian hari hitungan masehi 3 narsum belum mendapat kesempatan bicara. Dahnil, Rudiantara dan Ilham Bintang.

Saya tertarik cara Dahnil bicara. Mantan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah ini bicara datar datar saja tidak meledak ledak. Namun kontent disampaikan runtut dan kena sasaran.

Nah Dahnil menunjukkan kelasnya ketika menyapa Bang Ali Muchtar Ngabalin. Bukan cercaan justru pujian terkait kepiwaian Ngabalin menyuarakan kebijakan istana. Dari situlah Dahnil menyimpulkan bahwa bapak kita satu ini layak menjadi Menteri Komunikasi Informasi Kabinet Jilid 2 Presiden Jokowi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline