Bapak B.J. Habibie mengajarkan ilmu pengetahuan (science) kepada Anggota Polri. Secara pribadi saya sebagai perwira muda ketika itu mendengar secara langsung Bapak Presiden ke - 3 memberikan kuliah Umum.
Di Aula Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di kawasan Blok M Jakarta Selatan. Beliau sangat cerdas sistematis dalam memberikan pengajaran.
Kami terperangah ketika Teknokrat Andalan Indonesia ini menjelaskan tentang Nilai Tambah (add value). Inilah pertama kali saya mendapat ilmu pengetahuan tentang betapa besarnya pengaruh nilai tambah dalam kehidupan manusia.
Pak Habibie menerangkan bahwa seonggok besi bila di timbang sekian Ton kemudian di hargai hanya bernilai berapa,
Namun ketika besi tersebut di olah dengan teknologi menjadi Pesawat Terbang maka berapa tinggi nilai tambah yang diterima. Nilai tambah adalah gerakan rekayasa teknologie manusia bagaimana mengolah bahan baku menjadi bahan yang sangat berharga berkali kali lipat.
Contoh besi menjadi pesawat terbang bisa dikembangkan pada segala jenis bahan baku.
Sederhana saja ilmu yang diajarkan Bapak BJ Habibie terkait Add Value itu sungguh satu terobosan luar biasa dalam meningkatkan perekonomian. Singkong ketika di cabut dari tanah dijual maka harganya sangat murah.
Namun ketika singkong tersebut di olah menjadi makanan seperti kue beraneka ragam yang nikmat maka harganya bisa puluhan kali lipat.
Oleh karena itu selaiknya pemerintahn berkuasa mempelajari sekali lagi dan kemudian menerapkan ilmu nilai tambah. Indonesia sedemikian kaya memiliki sumber alam meneral.
Hendaknya jangan menjual bahan baku seadanya. Tetapi wajib diolah menjadi bahan bakar yang bisa langsung di jual ke konsumen.
Betapa besar keuntungan yang didapat Negara ketika bahan baku sejenis minyak mentah, bauksit, batu bara, timah dan juga kelapa sawit di kelola di dalam negeri menjadi komoditi yang siap pakai dan siap dijual.