Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Dahlan

TERVERIFIKASI

Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Opini Original

Diperbarui: 19 Maret 2019   16:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber media indonesia

Dunia maya memang menggiurkan. 'Bak  mangga indramayu manis dikupas habis. Teknologie canggih menawarkan komunikasi orang modern melalui telepon sesuler.   Aplikasi twitter, instagram, facebook, whatsapp dan sejenisnya merupakan media komunikasi on line populer untuk saling bertukar sapa dan mengirim berita.

Layar monitor ponsel  semakin ramai seiring makin mendekatnya pesta demokrasi pilpres 2019.   Berita masuk ke ponsel terkait politik tak terbendung. Derasnya informasi berbanding lurus dengan jumlah komunitas yang dilakoni.   Apa boleh buat itulah resiko berkomunikasi di dunia maya. Suka tidak suka berita bermacam ragam sudah diterima.

Pada dasarnya berita yang masuk  terpilah tiga. Dua berita berbeda opini walaupun fokus bahasan sama. Sedangkan kelompok ke 3 dalam jumlah terbatas termasuk komunitas netral.  Contoh faktual analisa terkait Debat Wapres. Kubu 01 dan 02 menyampaikan penilaian versi masing masing dengan tingkat subjektivitas terukur.

Analisis biasanya dibuat oleh pengamat politik kondang.   Hasil analisis pakar  di share ke media  cetak, media online dan terkadang mampir juga melalui facebook atau whatsapp di ponsel warga.   Analisis pakar politik ilmiah berdasarkan ilmu pengetahuan sehingga lebih objektif daam artian tidak memihak kesalah satu paslon.  

Lain halnya analisa yang disusun oleh tim sukses. Tidak bisa juga disalahkan apabila hasil rekaan mereka lebih subjektif.  Tentu saja dimakksudkan untuk  mengangkat hal hal positif berupa keunggulan jagoannya. Itulah sebabnya  hasil analisa ini dari sudut pandang berlainan sangat berbeda malah bisa dikatakan bertentangan.

Konsumen medsos dalam hal ini para pemilik ponsel wajib waspada dan berhati hati agar tidak sembarangan men share posting yang bernada memihak kepada salah satu paslon presiden. Pertimbangannya adalah karena anggota komunitas medsos memiliki pilihan beragam. Kedewasaan berpolitik akan terlihat di medsos ketika seseorang tidak bersikap repressif atas sikap politik teman se komunitas.

Oleh karena ada baiknya dalam menanggapi  satui peristiwa seperti debat itu misalnya seorang penggiat medsos  membuiat opini sendiri.  Opini sendiri tidak masalah agak subjektif karena bisa dipertanggung jawabkan  Men share opini orang lain bahkan yang tidak kita kenal latar belakangnya dikuatirkan menggiring sesuatu pemahaman yang  tidak pada tempatnya.

Point yang ingin disampaikan disini adalah bahwa perbedaan pendapap atau berbeda pilihan politik adalah suatu keniscayaan. Menyikapi perbedaan politik secara lebih dewasa menyiratkan kebajikan seseorang.  Mereka tidak akan berseteru secara pribadi dengan teman yang berb eda pilihan   Jangan sampai kekerabatan di korbankan bersebat tidak mendukung 01 atau 02.

Have a nice day

Salamsalaman

TD




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline