Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Dahlan

TERVERIFIKASI

Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

In Memorial Saudara Sepupuku H. Chairul Anwar, SE

Diperbarui: 19 Desember 2018   12:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Sepupu Kental

Bisa jadi hubungan persaudaraan awak dengan Irul termasuk unik dan langka. Betapa tidak ayah dan ibu kami saling kakak beradik. Artinya awak dan Irul mempunyai Datuk dan Nenek yang sama.

Kami sepupuan. Ayahanda H. Rd. Dahlan bin Affan kakak Rd. Sabirin Affan (bapak Irul) berasal dari Seblat Bengkulu. Sedangkan ibunda Hj. Kamsiah binti Sutan Mahmud adalah Uni dari Hj. Raginam St. Mahmud (ibu Irul) berasal dari Lintau Batusangkar Sumatera Barat.

Kami sama sama dilahirkan di Tempino Jambi pada tahun 1952. Sekolah Rakyat (SR) satu kelas. Kemudian melanjutkan ke SMP V Jambi juga satu kelas. Lanjut ke SMA II Jambi kembali duduk lagi di satu kelas.

Bahkan ketika khitanan kamipun di sandingkan. Sunat di Rumah Sakit Pertamina Bajubang, Nginap di rumah Uda Chaidir Alamsyah. Masih terkenang kenang ketika Uda Moesyawir Syaridin (Polisi) sengaja datang dari Aceh melihat dua adiknya disunat ketika masih duduk di kelas 4 SR.

Jadi dapat dibayangkan betapa eratnya hubungan kami berdua selama 18 tahun. Terus menerus selalu bersama, bermain, olahraga, belajar pergi/pulang sekolah.

Tinggal di Jambi.

Selama 6 tahun SMP - SMA kami menetap di Rumah Pak Etek Darwis Sutan Sampono dan Etek Hj. Arisam binti St Mahmud di Lorong Cahaya dekat Bioskop Murni kota Jambi. Dirumah dekat lapangan bola benteng kami belaja bersama sepupu Mustika Arida, Darna dan Marleni. Juga ikutan belajar Thamrin Madjid tetangga dari lorong merpati.

Padahal ada otobus yang disewa Petamina mengantar boedak Tempino sekolah bolak balik ke Jambi setiap hari. .
"Kalian berdua tinggal di Jambi saja supaya tidak telat masuk sekolah"
Mamak dan Etek Inam kompak menyuruh kami merantau ke kota yang hanya berjarak 27 km.

Harap maklum jalan ketika itu rusak berat belum lagi di aspal seperti sekarang. Selain seragam sekolah sering berdebu terkadang otobus batanghari itu sering mogok. Jadilah boedak boedak Tempino mangkir sekolah. Kemana lagi kalau tidak main kepasar Jambi melihat orang jualan obat di depan bioskop Mega.

Irul Lebih Gaul

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline