Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Dahlan

TERVERIFIKASI

Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Bersama Anak-Cucu Mencatat Sejarah Hadir di Festival Asian Games 2018, GBK

Diperbarui: 2 September 2018   08:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

56 tahun itu bolehlah digenapkan hitungan setengah abad sobat. Itulah ulangan peristiwa besar di kawasan benua Asia. Tahun 1962 Presiden Soekarno meresmikan pembukaan Asian Games di Gelora Bung Karno (GBK). 

Kini ditempat yang sama Presiden Jokowi mengulangi prosesi ceremonial sebagai tanda di mulai pertandingan olahraga Asian Games 2018. Tidak usah dibahas kenapa baru setengah abad  kemudian Indonesia menjadi tuan rumah. Satu hal pasti penyelenggaraan Pesta Olahraga terbesar ke-2 di dunia menyimpan terlalu banyak kenangan.

Tentu saja kenangan manis kawan.  Kenangan khusus untuk Pak Presiden dengan motor gede masuk ke GBK.  Kenangan atas prestasi luarbiasa cabang olahraga Pencak Silat mampu meraih 14 Medali Emas. Kenangan ini membuahkan pelukan mesra Jokowi dan Prabowo yang di inisiasi oleh Hanifan  Yudani peraih medali emas.  Masih banyak lagi kenangan kenangan untuk pelaku utama Asian Games baik panitia, atlit penonton maupun rakyat Indonesia serta warga negara asing.

Tahun 1962 awak baru berumur 10 tahun.  Nun jauh di sana dusun  Tempino Jambi masih duduk di bangku kelas 4  Sekolah Rakyat (SR). Mana  pula anak anak di zaman itu paham apa yang terjadi di ibukota bersebab  belum ada teknologi informasi dan komunikasi secanggih 2018.  Bisa  melanjutkan sekolah saja sudah satu keberuntungan dan bekerja di  Ibukota.  Itulah alasan awak berniat keras mengajak cucu hadir di GBK  agar mereka bisa menjadi saksi sejarah.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Asian Games 1962 adalah Asian Games yang ke-4 dan diselenggarakan di Jakarta, Indonesia dari tanggal 24 Agustus1962 sampai 4 September1962.[1][2] Sebanyak 1.460 atlet dari 17 negara berpartisipasi untuk memperebutkan  medali pada 15 cabang olahraga yang dipertandingkan, termasuk badminton yang dipertandingkan untuk pertama kalinya di ajang ini.[3]

Foto: Dokumentasi Pribadi

Bagi awak kenangan  tentu perlu di rakayasa.  Rekayasa prespektif positif berupa merencanakan dengan rapi kehadiran  di moment Asian Games 2018. Energy of Asia itulah motto kesatuan penduduk benua Asia dalam sportivitas olahraga.  

Bagi penonton khusus  diberi kemudahan bertempat tinggal di Jakarta dan Palembang,  peristiwa setemgah abad ini tentu harus dicatatkan pada Agustus 2018 dan kelak catatan tersebut menjadi sejarah bagi anak keturunan.

Foto: Dokumentasi Pribadi

2 kali sebelumnya awak hadir sendiri menyaksikan  pertandingan pencak silat di Taman Mini dan Volley Bal di area GBK. Namun kurang ada nilai sejarah walaupun reportase sudah di dokumentasikan. 

Sabtu, 1 Sepember 2018 pukul 08.00  kami sekeluarga sengaja ke GBK guna menyaksikan Festival Asian Games.  Awak dan Isteri, Ananda Rendithya Ramdan Fikri serta dua cucu Azka Zaidan Athallah dan Abidzar Zafran Nusantara.  

Foto: Dokumentasi Pribadi

Ada beberapa alasan logis mengajak serta dua cucu.  Keluarga kami menginginkan pada pesta Olahraga Asian Games  lima puluh tahun kemudian Azka dan Zafran bisa membanggakan bahwa mereka ikut sebagai saksi sejarah.  

Pasalnya usia harapan hidup manusia Indonesia hanya 70 tahun saja.  Artinya di Asian Games kesekian hanya buku yang bisa mewakili. Dalam kapasitas sebagai seorang jurnalis maka catatan reportase kegiatan sealau dirangkum menjadi buku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline